Djawanews.com – Pendiri Telegram Pavel Valeryevich Durov optimis platform buatannya akan mencapai satu miliar pengguna aktif bulanan dalam setahun. Hal ini melihat pengguna Telegram yang meningkat signifikan belakangan ini.
"Kami mungkin akan melampaui satu miliar pengguna aktif bulanan dalam satu tahun sekarang,” kata Durov melalui acara Tucker Carlson Interview. Menurutnya, aplikasi dengan 900 juta pengguna itu menyebar, "seperti kebakaran hutan."
Telegram merupakan aplikasi yang cukup berpengaruh di negara pecahan Uni Soviet. Bahkan, aplikasi ini menjadi salah satu platform media sosial penting selain Facebook, YouTube, WhatsApp, Instagram, TikTok, dan WeChat.
Dengan banyaknya pengguna yang memakai Telegram, Durov mengungkapkan bahwa pemerintah dari beberapa negara berusaha menekan aplikasinya dengan berbagai cara. Namun, Durov enggan menerima perintah dari pemerintah mana pun.
Oleh karena itu, Durov meninggalkan Rusia. Ia ingin menepis rumor tidak benar yang mengatakan bahwa Telegram dikendalikan oleh pemerintah Rusia. Durov pun optimis bahwa Telegram akan tetap menjadi platform yang netral dan bukan pemain geopolitik.
"Saya lebih suka bebas daripada menerima perintah dari siapa pun,” ungkap Durov. Pendiri Telegram itu pun mengeklaim bahwa badan keamanan AS, termasuk Biro Investigasi Federal (FBI), menyuruh pekerja di Telegram untuk mencari pintu masuk ke dalam platform.
Meski kerap mendapatkan tekanan dari pemerintah, Durov mengatakan bahwa masalah kebebasan dalam berpendapat di Telegram bukan terjadi karena pemerintah, tetapi karena perusahaan besar seperti Apple dan Google.
Jika Telegram tidak mematuhi aturan Apple dan Google dengan baik, platform tersebut berpotensi dihapus dari App Store dan Play Store. "Kedua platform itu, mereka pada dasarnya bisa menyensor segala sesuatu yang dapat Anda baca, akses di ponsel pintar Anda."