Djawanews.com – Pandemi Covid-19 berimbas pada berkurangnya kebisingan yang berasal dari lalu lintas laut. Hal itu dimanfaatkan para ilmuwan untuk mempelajari apa yang terjadi pada kehidupan di bawah laut saat tak ada aktivitas manusia.
Dilansir dari The Verge, Rabu (16/12/2020), manusia awalnya mencemari laut dengan polusi suara yang berasal dari baling-baling kapal yang berputar dan semacamnya. Berkurangnya aktivitas tersebut membuat perilaku paus dan makhluk lain lebih tenang.
Ahli biologi satwa liar di Taman Nasional dan Cagar Alam Glacier Bay, Christine Gabriele, mengatakan bahwa pandemi membuat manusia terkurung ke dalam ruangan kecil. Di sisi lain justru memberikan paus kembali ke ruangan yang luas untuk tumbuh, baik dari segi fisik mapun akustik.
Tanpa adanya kapal pesiar atau perahu wisata, paus bungkuk punya kesempatan untuk berenang ke berbagai sudut lautan dan bersantai. Para paus juga bisa bersosialisasi bahkan tidur siang di tengah laut.
Para peneliti akan terus mengamati paus bungkuk dari jarak dekat. Mereka akan mencari tahu apakah ada perbedaan hormon stres tahun ini dan tahun depan. Selain itu para peneliti juga ingin tahu apakah vokalisasi paus jauh lebih kompleks atau tidak, pasalnya di masa lalu para paus menaikkan suara saat kebisingan sekitar meningkat.
Selain terkait polusi suara, dapatkan informasi terkait teknologi dan sains dengan mengunjungi kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.