Djawanews.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang mengembangkan teknologi toilet wisata yang ramah lingkungan. Disebut ramah lingkungan karena toilet ini disertai dengan sistem pengolahan air limbah, sehingga dengan adanya teknologi ini bisa membantu menyediakan sarana dan prasarana sanitasi bersih di tempat wisata.
Kementrian PUPR dikabarkan telah menerapkan prototipe toilet ini di beberapa destinasi wisata di Indonesia. Salah satu prototipe ditempatkan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas Danau Toba Provinsi Sumatra Utara pada 2018. Selain itu diterapkan pula di KSPN Morotai Provinsi Maluku Utara pada 2019.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, dukungan inovasi dan teknologi memang diperlukan dalam pembangunan infrastruktur agar lebih baik, cepat, dan murah.
“Pemanfaatan teknologi yang tepat guna, efektif, dan ramah lingkungan juga didorong guna menciptakan nilai tambah dan pembangunan berkelanjutan sehingga manfaat infrastruktur dapat dirasakan generasi mendatang,” ujar Menteri Basuki beberapa dalam keterangan tertulisnya.
Toilet wisata ini mengelola air limbah toilet dengan menerapkan teknologi biotour, hasil pengembangan teknologi biofil. Air limbah diproses dengan sistem anaerobik pada bak penampungan yang kapasitasnya mencapai 5.000 liter.
Biofilter ini akan mengolah air limbah dari berbagai sumber seperti kloset, wastafel, dan urinoir toilet. Selanjutnya, air akan dialirkan ke empat kolam sanitasi yang telah dilengkapi dengan batu koral dan ditanami tanaman air seperti kana air, bambu air, papyrus, dan melati air.
Tanaman air ini berfungsi menetralisir sisa limbah dan patogen-patogen berbahaya, sehingga air yang akan dibuang telah memenuhi standar baku mutu air limbah domestik.
Toilet wisata ini diklaim mampu meningkatkan kualitas sanitasi di kawasan pariwisata. Tak hanya itu, toilet juga mempermudah akses wisatawan terhadap prasarana sanitasi, serta meningkatkan kesan estetis pada Instalansi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).