Djawanews.com – Perusahaan keamanan siber Kaspersky akhirnya berhasil membongkar kejahatan siber yang selama ini mengancam wilayah Asia Tenggara. Dari total kejahatan, yang paling dinilai menjadi ancaman adalah kelompok yang menggunakan Advanced Persistent Threats (APT) untuk melakukan aksi mata-mata siber atau cyberpionage.
Kaspersky mencatat, tahun 2019 jadi tahun tersibuk bagi para pelaku kejahatan siber. Mereka menggunakan alat serangan baru untuk melancarkan kejahatannya. Lebih parahnya lagi mereka memata-matai ponsel untuk mencuri informasi dari entitas, organisasi pemerintah, militer, dan organisasi di wilayah Asia Tenggara.
Kejahatan Siber Menyebar Phising ke Wilayah Asia Tenggara
Territory Channel Manager Kaspersky Indonesia Dony Koesmandarin menjelaskan bahwa APT merupakan serangan siber yang canggih sekaligus kompleks. Mereka menggunakan metode phising untuk menyebar jaringan.
“APT sendiri merupakan serangan siber yang kompleks dan canggih. Mereka punya banyak komponen untuk menyebarkan phising dengan mekanisme penyebaran jaringan, spyware, alat untuk penyembunyian (root/boot kit) dan lainnya,” kata Dony dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/2/2020).
Kaspersky juga telah membagi kelompok kejahatan siber APT dan jenis malware yang mempengaruhi lansekap ancaman di Asia Tenggara pada 2019 hingga 2020. Pertama adalah malware Platinum, Finspy, dan PhantomLance.