Djawanews.com – Dunia kembali berduka. Tidak hanya berperang melawan pandemi Covid-19, masyarakat di Kota Beirut, Libanon, mengalami peristiwa yang memilukan. Pasalnya, telah terjadi ledakan yang cukup besar pada Selasa (4/8) sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Ledakan diduga berasal dari gudang penyimpanan yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat.
Ribuan ton amonium nitrat itu diduga meledak karena penyimpanannya yang salah di sebuah gudang dekat pelabuhan. Belum jelas berapa korban yang meninggal dan luka. Namun, sampai sejauh ini ada 70 orang tewas dan 4.000 lainnya luka-luka.
Ledakan yang disebabkan karena amonium nitrat di Beirut mampu meratakan hampir seluruh gedung-gedung di sekitar gudang. Dari sini masyarakat kemudian bertanya, zat kimia seperti apa amonium nitrat sebenarnya? Seberapa bahayakah zat itu?
Apa itu Amonium Nitrat?
Berdasarkan berbagai sumber, aminium nitrat adalah senyawa kimia dengan rumus N2H4O3. Bentuk senyawa ini padat seperti kristal namun mudah larut saat terkena air. Zat ini juga kerap disebut dengan saltpetre.
Berdasarkan situs news.sky, zat ini didapatkan dari aktivitas penambangan dan saat ini sebagian besar zat tersebut ditemukan di Gurun Atacama di Chili. Meski demikian, aminium nitrat sudah bisa diproduksi secara mandiri alias sintetis dengan memanfaatkan reaksi kimia amonia dengan asam nitrat.
Manfaat Amonium Nitrat
Senyawa ini umumnya digunakan sebagai bahan baku pupuk yang kaya akan nitrogen, sehingga mampu menyuburkan tanah. Selain itu, senyawa ini disebut jadi salah satu bahan baku pupuk paling murah dan populer dibanding sumber nitrogen lain.
Selain untuk kesuburan, aminium nitrat juga jadi komponen utama ANFO (amonium nitrat/ bahan bakar minyak), bahan peledak industri penambangan, penggalian, dan konstruksi sipil. Di Amerika, 80% senyawa ini digunakan sebagai bahan peledak indsutri.
Amonium nitrat sebenarnya tidak dianggap berbahaya. Namun dalam kondisi tertentu senyawa itu bisa sangat mematikan seperti kejadian d Beirut. Sebagian negara bahkan melakukan kontrol yang sangat ketat terhadap penyimpanan senyawa ini agar tetap aman.
Pindad, sebagai perusahaan alat pertahanan Indonesia, juga menegaskan bahwa penyimpanan bahan kimia tersebut tak bisa sembarangan. Amonium nitrat wajib disimpan di lingkungan dengan kelembaban udara rendah dan temperatur rendah.