Dalam gelaran Indonesia Science Expo (ISE) 2018, banyak peneliti muda Indonesia yang menciptakan karya yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satunya adalah Christianus Piguno Wardoyo, pelajar tingkat akhir dari SMA I Bantul Yogyakarta yang menciptakan alat penetas telur otomatis. Fungsi dari alat penetas telur otomatis ini, menurut Piguno, bukan mempercepat penetasan telur, tetapi meningkatkan kesuksesan dari penetasan telur.
Temuan ini terinspirasi dari pengalamannya sebagai anggota keluarga peternak ayam yang sering gagal menetaskan telur ayam. Piguno mengatakan, pada dasarnya mesin penetas telur bukanlah alat yang pertama di dunia. Sebelumnya, sudah ada alat penetas telur yang mirip dengannya, hanya saja masih ada kekurangan dari mesin penetas telur generasi sebelumnya. Pada alat penetas telur otomatis sebelumnya, mereka masih menggunakan mesin manual. Dengan pembalikan telur setiap 6 jam sekali yang tentunya akan menyulitkan peternak.
Mesin temuan Piguno dilengkapi dengan dua sensor yang berfungsi untuk mendeteksi suhu dan kelembapan dari telur. Selain itu, mesin ini juga dilengkapi dengan dengan lampu dan cooling fan untuk mengendalikan suhu ruangan inkubator. Ketika suhu di dalam ruang inkubator telur menurun, maka lampu penghangat akan menyala secara otomatis. Begitu pula ketika suhu di dalam ruang berubah menjadi tinggi, maka pendingin akan menurunkan suhu tersebut. Intinya, mesin ini akan menstabilkan suhu menjadi 38 celcius dengan kelembapan 50-70 persen.
Alat penetas telur otomatis milik Piguna hanya menggunakan enam buah lampu 5 watt untuk 100 telur. Lampu 30 Watt tersebut sudah setara dengan suhu induk ayam dan dalam satu bulan hanya mengomsumsi daya setara dengan Rp 15.000. “Jadi setinggi apapun suhunya, telurnya tetap akan stabil pada suhu normal. Jadi ada pendinginnya juga. Ini untuk mengatur kelembapannya. Jadi ada sistem sirkulasi udara di dalamnya,” imbuhnya. Seakan melengkapi kebutuhan bagi para peternak ayam, Piguno juga menambahkan alat pembalik telur secara otomatis yang akan beroperasi setiap enam jam sekali. Ini bertujuan agar kehangatan pada telur terbagi merata dan persis seperti proses alam yang dilakukan oleh induk ayam.
Tidak berhenti sampai di sini, Piguno semakin menyempurnakan alat ini dengan memberikan kamera pemantau yang terhubung dengan aplikasi di smartphone peternak. Ini ia lakukan demi menjawab kesulitan peternak yang harus mengecek kondisi telurnya enam jam sekali. Alat penetas telur otomatis ini memiliki tingkat keberhasilan hingga 93 persen. Bahkan, mesin yang ia temukan sejak 2017 silam ini telah mampu menghasilkan unggas-unggas yang masih sehat hingga sekarang.