Djawanews.com – Penggunaan Virtual Private Network (VPN) saat ini jadi hal yang umum dilakukan. Tools ini akan membantu pengguna internet untuk menyembunyikan identitasnya saat berselancar di internet. Sayangnya, baha VPN kadang tak disadari oleh penggunanya.
Salah satu risiko menggunakan VPN adalah kebocoran data pribadi. Kasus ini sempat terjadi baru-baru ini di Hong Kong.
Berdasarkan laporan VPNMentor, data sensitif pengguna dari paling sedikit tujuh layanan VPN gratis di Hong Kong, ternyata bocor dan tersebar di internet. Kebocoran identitas meliputi riwayat koneksi, alamat, info pembayaran, password berbentuk teks, dan berbagai aktivitas website lainnya.
Data tersebut memang berhasil dihilangkan, namun hanya sebagian saja. Sebagian lain masih bisa muncul dalam mesin pencarian, dalam hal ini Shodan.io, selama 18 hari.
Engadget juga melaporkan, Senin (20/7), salah satu penyedia layanan yang digunakan adalah UFO VPN, yang mengaku bahwa pihaknya belum bisa mengunci data pengguna dengan cepat. Hal itu terjadi lantaran adanya pergantian karyawan yang disebabkan karena pandemi.
Perusahaan juga menjelaskan, riwayat penggunaan hanya digunakan untuk pemantauan kinerja, jadi seharunya dianonimkan.
VPNMentor di sisi lain menyatakan bahwa klaim UFO VPN tidak benar. Pendapat tersebut merujuk pada sampel data yang mengatakannya secara eksplisit. Mereka menilai, klaim zero-log sepenuhnya tidak benar.
Dengan adanya kasus ini, masyarakat seharusnya mulai sadar bahaya VPN dan harus mulai berhati-hati. Ada baiknya memilih layanan VPN terbaik untuk smartphone dari perusahaan terpercaya agar data pengguna aman.