Wacana pembuatan drone tempur buatan Indonesia kembali menceruat setelah isu akan adanya Perang Dunia III dan ketegangan antara China—Indonesia di Laut Natuna.
Di awal tahun, Iran dan Amerika Serikat (AS) bersitegang setelah Jenderal Qasem Soleimani tewas oleh drone AS. Hal tersebut membuat AS semakin jumawa dengan teknologi drone militernya,
Mengintip Drone Tempur Buatan Indonesia
Tujuan pengembangan drone tempur tidak lain adalah memperkuat pertahanan Indonesia. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro, dilansir dari Suara.com (29/01).
Saat ini drone militer buatan anak bangsa sedang dikerjakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Indonesia saat ini sudah memiliki drone militer, salah satunya dalah drone jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang bernama “Elang Hitam”.
Beberapa keunggulan Elang hitam, di antaranya dapat terbang pada lintasan pendek (700 meter) dan terbang hingga ketinggian 6 ribu meter. Selain itu, yang mengejutkan adalah kecepatan yang dimiliki Elang Hitam mencapai 235 kilometer per jam.
Menyaingi drone AS yang dapat menembakkan roket, Elang Hitam juga akan terintegrasi dengan roket FFAR (Folding Fin Aerial Rocket) kaliber 70 milimeter. Dengan berbagai teknologi yang dimilikinya, Elang Hitam adalah drone tempur buatan Indonesia yang dapat dijadikan andalan dalam berbagai pertempuran.