Djawanews.com – Dr. Saud Anwar, seorang dokter muslim yang bekerja di Rumah Sakit Manchester Memorial, Inggris, mendapat kejutan dari Warga di South Windsor. Kejutan tersebut berupa konvoi mobil di sekitar rumahnya. Ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi, penghargaan, sekaligus ucapan terima kasih masyarakat atas jasanya memerangi Covid-19.
Semua berawal dari perjuangan dr Saud Anwar yang terus mengupayakan harapan hidup pasien Covid-19. Di sisi lain, jumlah ventilator yang terbatas membuat dokter-dokter di Inggris merasa kesulitan merawat mereka. Tentu hal ini dirasakan pula oleh dr Saud Anwar.
Namun, kreativitas yang dimiliki dokter keturunan Amerika-Pakistan itu mampu memberikan jalan keluar atas permasalahan minimnya ventilator. Ia bersama tim berhasil merekayasa alat tambahan yang memungkinkan 1 ventilator dapat digunakan untuk 7 pasien.
Cerita Penemuan Ventilator
Dikutip Djawanews dari NBCConnecticut, semua berawal dari kekhawatirannya atas kemungkinan kurangnya ventilator untuk membantu merawat pasien Covid-19. Sebagai dokter spesialis perawatan kritis paru, ia memang memiliki akses ke peralatan yang cukup lengkap. Namun, melihat jumlah kasus yang terus meningkat membuatnya was-was.
“Jika Anda menghitung, tidak mungkin rumah sakit atau rumah sakit di negara mana pun di dunia ini dapat mengelola pasien yang sakit parah,” kata Anwar.
Kekhawatiran dr Anwar ternyata dirasakan pula oleh Kevin Dyer, seseorang yang kebetulan memiliki Interpro 3D Printing yang mampu mencetak benda 3 dimensi di Deep River. Segeralah ia menghubungi beberapa dokter, termasuk dr Anwar untuk menyatakan minatnya membantu kebutuhan ventilator.
Niat baik Dyer disambut dr Anwar. Keduanya setuju untuk membuat ventilator yang secara kebetulan dibantu oleh Robert Conley, insinyur desain mekanik yang berbasis di Lebanon. Conley membantu membuat desain ventilator dengan bimbingan dr Anwar sebagai dokter.
Desain ventilator pada umumnya bisa diselesaikan dalam waktu 6 bulan. Namun, dr Anwar dan timnya berhasil menyelesaikan ventilator quad splitter 3D kurang dari seminggu. Ventilator ini mampu menyalurkan udara ke tujuh paru-paru dengan selang yang bercabang.
Beberapa dokter memang sempat menghawatirkan penggunaan ventilator ini. Karena dengan alat ini pasien akan berbagi udara yang sama dan dikhawatirkan membuat keadaan semakin memburuk. Namun, Dyer berpendapat bahwa para dokter memiliki kewenangan penuh untuk menggunakan alat ini atau tidak dengan pertimbangan setiap pasien.
Dr Anwar sendiri berpendapat bahwa dalam kasus pandemi, yang harus dilakukan semua dokter adalah menyelamatkan sebanyak mungkin pasien dengan semua alat yang tersedia. Hal ini tentu jadi tantangan sulit yang melibatkan perasaan tim medis. Dengan adanya ventilator buatannya, setidaknya tim medis memiliki sedikit harapan untuk menyelamatkan pasien.
“Bahkan ketika Anda memiliki satu ventilator untuk setiap satu pasien, tingkat keberhasilannya sangat buruk. Tetapi jika tidak ada ventilator, tingkat keberhasilannya nol dalam situasi itu ketika mereka mencapai titik itu,” kata Anwar. “Dan itulah mengapa penting untuk menggunakan alat apa pun yang bisa kita buat untuk membantu.” Dokter Saud Anwar sendiri telah membuat video yang menjelaskan bagaimana cara menggunakan perangkat buatannya. Video telah Djawanews sertakan dalam artikel ini. Selain itu, Anda juga dapat mengunduh desain ventilator buatan dr Anwar secara online dengan klik di sini.