Djawanews.com – Setelah Facebook yang terkena isu rasis yang menyebabkan perusahaan besar memboikot mereka, kini giliran platform Pinterest. Akibatnya, karyawan Pinterest memutuskan untuk mogok kerja karena adanya praktik diskriminasi rasial dan gender yang terjadi di perusahaan.
Karyawan yang mogok kerja mendorong karyawan lain untuk bergabung dalam aksi mereka. Selain itu ada petisi yang beredar di seluruh perusahaan yang menuntut adanya perubahan sistematik. Mereka meminta agar perusahaan memberikan transparansi pentuh tentang adanya promosi dan retensi, transparansi paket kompensasi.
Dilansir dari Techcrunch, desakan terhadap perusahaan ternyata datang juga dari mantan Kepala Operasional (COO) Pinterest, Françoise Brougher. Ia menggugat perusahaan dengan tuduhan diskriminasi gender, pembalasan, dan pemutusan hubungan kerja yang menyalahi aturan.
Seorang juru bicara Pinterest, dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa perusahaan menghormati dan mendengarkan karyawan atas masalah yang ada. Ia juga memastikan bahwa perusahaan akan mengadakan dialog terbuka dengan mereka.
“Kami tahu kami memiliki pekerjaan nyata yang harus dilakukan dan menyadari bahwa tugas kami adalah membangun lingkungan yang beragam, adil dan inklusif untuk semua orang,” katanya yang dikutip dari The New York Times.
Sebagai informasi, isu ini dimulai pada bulan Juni lalu saat dua mantan karyawan Pinterest; Ifeoma Ozoma dan Aerica Shimizu Banks, berbicara lewat Tiwtter tentang pengalaman mereka di perusahaan. Mereka menggambarkan bagaimana praktik rasis dan seksis terjadi di perusahaan tersebut.
Ifeoma Ozoma dan Aerica Shimizu Banks sendiri telah meninggalkan perusahaan pada bulan Mei. Mantan karyawan Pinterest itu buka suara setelah Pinterest menyatakan bergabung dalam gerakan solidaritas Black Lives Matter, yang gempar beberapa waktu yang lalu. Mereka merasa heran dengan dukungan Pinterest dalam Black Lives Matter, di sisi lain para pegawai itu merasa perusahaan memiliki unsur-unsur rasis.