Djawanews.com – Pemerintah di berbagai negara sedang menggalakkan Work From Home (WFH) sebagai upaya pencegahan penularan virus corona Covid-19. Bahkan, beberapa perusahaan teknologi ijinkan karyawannya bekerja dari rumah. Banyaknya pekerja WFH menuntut pemerintah untuk melakukan upaya pencegahan internet tumbang karena trafik yang padat.
Uni Eropa misalnya, yang meminta kepada beberapa perusahaan teknologi yang menyediakan layanan video streaming untuk menurunkan kualitas videonya. Atas permintaan tersebut, Netflix, YouTube Alphabet, Amazon, dan Disney menurunkan kualitas video mereka.
Selain itu perusahaan media sosial Facebook mendukung permintaan UE. Mereka telah mengagendakan penurunan kualitas video di platform mereka, baik Facebook maupun Instagram, untuk sementara waktu.
“Kami berkomitmen untuk bekerja dengan mitra kami untuk menangani kendala bandwidth apapun selama periode permintaan yang tinggi ini, sekaligus memastikan orang-orang tetap dapat terhubung menggunakan aplikasi dan layanan Facebook selama pandemi COVID-19,” kata juru bicara Facebook yang dikutip Djawanews dari Reuters.
Bagaimana Indonesia Mencegah Internet Tumbang?
Berbeda dengan pemerintah Uni Eropa yang meminta kepada perusahaan teknologi untuk menurunkan kualitas video, Indonesia justru memberikan imbauan kepada publik agar tak akses film ilegal.
Dalam Konferensi Pers Online yang dilakukan di Jakarta, Senin (23/3/2020), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meminta agar masyarakat tak menggunakan internet untuk akses film ilegal selama masa social distancing covid-19.
Menkominfo Johnny G Plate menilai tindakan itu akan memakan bandwidth dalam jumlah besar. Hal itu ditakutkan akan membuat kampanye pemerintah dalam menanggulangi sebaran virus corona via internet akan lelet dan terhambat.
“Dengan segala hormat, kami minta jangan itu (menonton film ilegal) digunakan. Jangan lagi,” kata Johnny.
Untuk mencegah internet tumbang, Menkominfo juga telah meminta kepada operator telekomunikasi dan internet agar menyediakan bandwidth yang cukup selama masa social distancing dan WFH. Masa tersebut diperkirakan akan membuat trafik internet padat dan berpotensi menumbangkan jaringan.