Djawanews.com – Keindahan kunang-kunang di malam hari kemungkinan tidak bisa dinikmati oleh anak cucu kita. Kabar ini mencuat setelah para ilmuan melaporkan bahwa beberapa hal membuat hewan bercahaya itu berada di ujung kepunahan. Bukan tidak mungkin ia bernasib seperti beberapa spesies kura-kura yang hampir punah.
Laporan ini dirujuk pada pernyataan profesor biologi Sara Lewis dari Tufts University di Massachusetts. Ia juga memimpin penelitian yang diterbitkan minggu ini di jurnal Bioscience. Dikutip djawanews.com dari reuters.com, Sara mengungkapkan ada 2.000 lebih spesies kunang-kunang yang menghadapi ancaman kepunahan.
Tiga Ancaman bagi Kunang-kunang
Para ilmuan mengumpulkan penilaian dari 350 ahli kunang-kunang dari seluruh dunia. Berdasarkan penilaian mereka disebutkan bahwa ancaman utama kunang-kunang adalah hilangnya habitat dan fragmentasi yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti urbanisasi, industrialisasi, dan intensifikasi pertanian.
Sedangkan ancaman kedua adalah polusi ringan yang berupa cahaya. Kunang-kunang menggunakan organ pemancar cahaya khusus yang berada di perut bagian bawah. Cahaya itu digunakan untuk berkomunikasi untuk kemudian digunakan bereproduksi.
“Polusi cahaya memengaruhi banyak makhluk nokturnal, tetapi kunang-kunang sangat rentan terhadap ancaman khusus ini,” kata Sara.
Saat lingkungan malam hari mereka terlalu terang, kunang-kunang sulit melihat sinyal satu sama lain. Jika begitu, mereka akan sulit untuk menemukan pasangan mereka. Dengan begitu, penggunaan lampu pada destinasi wisata malam di sejumlah kota jadi hal yang sangat berbaya bagi kunang-kunang.
Pestisida menjadi ancaman ketiga bagi kunang-kunang. Pestisida diam-diam membasmi serangga berlentera itu saat mereka berusia remaja. Karena pada masa itu kunang-kunang menghabiskan hidupnya di bawah tanah. Penggunaan pestisida yang tak terarah akan mematikan kunang-kunang muda yang bersembunyi di tanah.