Djawanews.com – Teknologi kloning semakin tahun semakin berkembang. China sebagai negara raksasa teknologi berhasil membuat replika makhluk hidup pada 2017 silam. Saat itu ilmuan China mengkloning anjing yang kemudian dianggap sebagai praktik kontroversial.
Dilansir dari Express, Rabu, 21 Oktober 2020, setahun setelahnya muncul laporan bahwa anjing ras Schnauzer usia 12 tahun adalah objek baru dari penelitian tersebut.
Penelitian melibatkan pengambilan sampel kulit dan kloning sel anjing. Pemilik anjing kloningan, Wang Yinqing, mengaku jika hewan tiruannya itu sangat mirip dengan induk kloningnya.
Dilaporkan juga bahwa sejak Maret 2018, teknologi kloning membuat para ilmuwan China mampu mereplika 20 ras anjing yang beda. Namun kabarnya masih ada kendala di penelitian tersebut.
Para ilmuwan berpendapat bahwa kloning memang akan menghasilkan DNA yang sama dari induk kloningnya, namun sifatnya belum tentu sama. Sifat kloningan tergantung bagaimana mereka dibesarkan.
Keberhasilan tersebut membuat kemungkinan kloning manusia semakin terbuka lebar di masa depan. China bahkan diprediksi sebagai negara paling dekat untuk melakukan hal tersebut. Selain itu Jepang juga sudah berada di jalur yang sama, meski mereka belum sampai ke tahap kloning manusia.
Ilmuwan Jepang berhasil menciptakan sel telur orang dari darah lewat pengujian sel induk. Sayangnya sel telur belum bisa tumbuh jadi bayi manusia, namun penelitian itu jadi lompatan besar menuju kloning manusia.
Belum jelas kapan China dan Jepang mampu mencapai titik keberhasilan pengkloningan manusia. Untuk mendapatkan berita teknologi lainnya, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.