Djawanews.com - Menteri Luar Negeri Haiti, Claude Joseph merespons tindakan rasis yang dilakukan stasiun TV Korea Selatan, MBC Network. Menlu Haiti menilai permintaan maaf saja tidak cukup.
Apalagi Haiti diperkenalkan di acara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 kepada masyarakat Korea Selatan dengan cara yang kontroversial.
Sebelumnya, MBC menyiarkan acara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 pada Jumat (23/7/2021) pukul 20.00 KST. MBC memperkenalkan tiap negara, namun justru menimbulkan kontroversi.
Saat kontingen Haiti masuk area parade, MBC menggunakan foto kerusuhan yang terjadi di Haiti. Foto yang digunakan juga merujuk pada insiden pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise pada Rabu (7/7/2021) lalu.
MBC menjelaskan situasi politik di negara Haiti sebagai keterangan gambar.
Netizen Korea yang menonton siaran langsung pun terheran-heran, dan melontarkan kekecewaan di forum komunitas Korea. MBC seakan-akan memberikan stereotip pada Haiti dengan menempatkan foto kerusuhan.
Setelah menyiarkan acara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, MBC menyiarkan permintaan maaf karena telah menggunakan foto dan keterangan yang tidak pantas. Para pembawa acara meminta maaf langsung kepada atlet Ukraina dan Haiti.
"Dalam liputan acara pembukaan hari ini, kami menggunakan foto yang tidak pantas untuk memperkenalkan atlet yang mewakili negara seperti Ukraina dan Haiti. Kami juga menggunakan kalimat yang tidak pantas untuk menyoroti beberapa negara lain. Kami meminta maaf kepada pemirsa dan orang-orang Ukraina dan negara-negara lain," pernyataan pembawa acara MBC.
Kecaman Keras dari Netizen Korea Selatan
Usai permintaan maaf itu, MBC pun masih mendapat kecaman keras dari netizen Korea. Permintaan maaf MBC dinilai tidak tulus. MBC kemudian menyampaikan permintaan maaf melalui akun Twitter dengan bahasa Korea.
Lagi, permintaan maaf itu membuat netizen Korea geram karena tidak akan ada negara yang mengerti. MBC akhirnya kembali menuliskan permintaan maaf di akun Twitter (@withMBC) dalam versi bahasa Inggris pada Sabtu (24/7/2021).
"Gambar dan keterangan dimaksudkan untuk memudahkan pemirsa memahami negara yang masuk dengan cepat selama upacara pembukaan. Namun, kami akui bahwa ada kurangnya pertimbangan untuk negara-negara yang bersangkutan, dan pemeriksaannya tidak cukup menyeluruh. Itu adalah kesalahan yang tidak bisa dimaafkan," tulis pihak MBC.
Kontroversi MBC kian memanas. Akhirnya Direktur Utama MBC, Park Sung-je, menggelar konferensi pers untuk meminta maaf pada Senin (26/7/2021). Dalam sesi Q&A, Park mengungkap telah mengirimkan surat permintaan maaf ke sejumlah kedutaan besar.
Namun, Dirut MBC Park Sung-je tidak dapat mengirimkan surat permintaan maaf ke Haiti, yang telah menarik diri dari Seoul.
Menyusul permintaan maaf Park Sung-je, Menteri Luar Negeri Haiti Claude Joseph akhirnya memberikan responsnya.
Claude Joseph menilai tindakan stasiun televisi Korea Selatan itu tidak dapat ditoleransi. Namun, hal itu tidak akan mengalihkan perhatian enam delegasi atlet Haiti yang berjuang di Olimpiade Tokyo 2020.
"Permintaan maaf mereka tidak cukup. Namun, insiden itu tidak akan mengalihkan perhatian para atlet yang telah berusaha tanpa lelah selama bertahun-tahun untuk sampai ke Olimpiade," ujar Claude Joseph.
Tindakan ini bukan yang pertama kalinya dilakukan oleh MBC. MBC telah berulang kali mendapat kecaman karena tindakan rasis. Dalam Olimpiade Beijing 2008, MBC mengenalkan Chad sebagai "jantung Afrika yang mati" dan Zimbabwe dengan keterangan "inflasi yang mematikan."