Djawanews.com – Para peneliti telah menemukan sumber vitamin D baru dari gen tomat yang diedit menggunakan teknologi CRISPR-Cas9 agar dapat menghasilkan prekursor vitamin D3.
Tomat yang direkayasa itu dapat menghasilkan lebih banyak prekursor vitamin D3 ketika molekul tertentu yang biasanya mengubah vitamin ini menjadi kolesterol diblokir.
Saat terkena sinar UV, prekursor ini, provitamin D3 dapat diubah menjadi vitamin D3, merupakan vitamin sinar matahari yang tidak cukup dimiliki oleh banyak orang di seluruh dunia.
Menyoal rasa, tomat ini tak memiliki perbedaan signifikan dengan tomat biasa, justru dapat mewakili sumber makanan vitamin D baru dengan implikasi kesehatan masyarakat yang potensial.
Asupan vitamin D harian yang direkomendasikan adalah 10 mikrogram untuk orang dewasa. Para peneliti mengatakan makan hanya dua tomat baru ini bisa menutupi kesenjangan antara berapa banyak vitamin D yang dikonsumsi orang di Inggris, dan berapa banyak yang mereka butuhkan.
Mereka juga menemukan bahwa jumlah provitamin D3 dalam satu tomat, jika diubah menjadi vitamin D3 akan sama dengan kadar yang ada dalam dua telur berukuran sedang atau 28 gram tuna.
Data menunjukkan bahwa sekitar satu dari lima orang dewasa dan satu dari enam anak-anak tidak memiliki cukup vitamin D per harinya. Memang, tubuh menciptakan vitamin D setelah kulit terkena sinar UVB, tetapi sumber utamanya adalah makanan.
“Kami telah menunjukkan bahwa Anda dapat melakukan biofortifikasi tomat dengan provitamin D3 menggunakan pengeditan gen, yang berarti tomat dapat dikembangkan sebagai sumber vitamin D3 nabati yang berkelanjutan," ungkap penulis studi Profesor Cathie Martin.
“Empat puluh persen orang Eropa memiliki kekurangan vitamin D dan begitu juga satu miliar orang di seluruh dunia. Kami tidak hanya mengatasi masalah kesehatan yang besar, tetapi juga membantu produsen, karena daun tomat, yang saat ini terbuang percuma, dapat digunakan untuk membuat suplemen dari jalur yang diedit gen," imbuhnya.
Kemudian Bagaimana Peneliti Menciptakan Tomat Tersebut?
Melansir The Independent, para peneliti dalam kelompok Prof Martin di John Innes Center menggunakan pengeditan gen CRISPR-Cas9 untuk mengubah gen dalam tomat terkait dengan provitamin D3 yang biasanya diubah menjadi kolesterol.
Dengan mengedit gen, mereka dapat memblokir proses itu, yang mengarah pada akumulasi substansial provitamin D3 dalam buah dan daun tomat, tanpa memengaruhi pertumbuhan, perkembangan atau hasil tanaman.
Bahkan, daun tomat yang biasanya merupakan bahan limbah, kini bisa digunakan untuk pembuatan suplemen vitamin D yang ramah vegan, atau untuk fortifikasi makanan setelah direkayasa.
“Pandemi COVID-19 telah membantu menyoroti masalah kekurangan vitamin D dan dampaknya pada fungsi kekebalan dan kesehatan umum kita. Tomat yang diperkaya provitamin D yang kami produksi menawarkan sumber vitamin sinar matahari nabati yang sangat dibutuhkan," ujar penulis pertama studi yang dipublikasikan di Nature Plants tersebut, Dr Jie Li.
“Itu adalah berita bagus bagi orang-orang yang mengadopsi pola makan kaya tumbuhan, vegetarian atau vegan, dan bagi semakin banyak orang di seluruh dunia yang menderita masalah kekurangan vitamin D," sambungnya.
Di samping itu, tentu saja para peneliti memiliki keinginan agar tanaman biofortifikasi baru ini dapat membantu jutaan orang dengan kekurangan vitamin D, masalah yang berkembang terkait dengan risiko kanker, demensia, dan banyak penyebab utama kematian yang lebih tinggi.
Terakhir, mereka juga berharap perubahan tersebut dapat direkayasa menjadi varietas tomat apa pun, dan mungkin dapat bekerja dengan baik pada tanaman pangan solanaceous lainnya seperti paprika, cabai, kentang, dan terong.
Artikel ini telah tayang di media partner Djawanews, Voi.id dengan judul: Tomat yang Direkayasa Ini Bisa Bantu Cukupi Kebutuhan Vitamin D Orang di Seluruh Dunia