Peta persebaran virus corona semakin meluas dan memakan banyak korban jiwa. hingga kini belum ada vaksinnya, muncul spekulasi dan teori konspirasi jika virus tersebut merupakan proyek senjata biologis China.
Pernyataan tersebut pertama kali dilontarkan oleh Dany Shoham mantan perwira intelijen militer Israel yang juga ahli botani. Dasar pernyataan Shoham adalah data rekaman Radio Free Asia yang menyiarkan laporan televisi lokal Wuhan pada tahun 2015.
Senjata Biologis China di Wuhan National Biosafety Laboratory
Dalam rekaman tersebut Pemerintah Kota Wuhan memperkenalkan Wuhan National Biosafety Laboratory, yang diklaim sebagai sebuah laboratorium penelitian virus tercanggih di China.
Dilansir dari Viva.co.id, pada waktu itu China mengklaim jika laboratoriumnya menerapkan P4 atau Pathogen Level 4 (virus mematikan). Hal tersebut mengindikasikan jika laboratorium tersebut menggunakan standard tinggi agar tidak bocor.
Shoham menyatakan jika di laboratorium tersebut beberapa virus berbahaya seperti virus influenza H5N1, Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS), dan encephalitis diteliti dan dipelajari, termasuk virus corona.
Virus-virus berbahaya di laboratorium Wuhan, menurut Shoham, beberapa di antaranya merupakan proyek senjata bilogis China yang masuk dalam penelitian militer. Dugaannya, virus tersebut berhasil keluar dari laboratorium, lantaran jarak dengan Pasar Seafood Huanan hanya 32 kilometer.
Shoham menambahkan, meskipun laboratorium Wuhan menggunaan biosafety level 4, masih ada kemungkinan jika virus lolos karena kebocoran atau menginfeksi peneliti tanpa disadari.
Apa yang dinyatakan oleh Shoham hanyalah spekulasi yang beredar. Meskipun demikian, dugaan virus corona sebagai senjata biologis China, sampai sekarang belum ada bukti yang mendukung.