Seringkali upacara adat Jawa Tengah dilupakan oleh generasi muda karena dianggap kuno. Padahal setiap upacara adat adalah sebuah tradisi dengan makna mendalam yang telah dipikirkan matang-matang oleh leluhur. Pasti terdapat sebuah hikmah untuk diambil dari setiap kegiatan tersebut.
Mungkin beberapa upacara adat memang kental dengan aroma mistis sehingga para pemuda merasa tidak nyaman melakukannya. Padahal mistisisme dalam budaya Jawa sangat kental sejak zaman dahulu kala. Tanpa adanya unsur menyekutukan ketuhanan kegiatan tersebut tetap merupakan sebuah budaya yang harus dilestarikan.
Berikut ini adalah beberapa upacara adat dari Jawa Tengah yang jarang diikuti oleh generasi mudah karena kesan mistisnya. Tidak perlu adanya keraguan dalam mengikuti sebuah upacara adat. Hal tersebut adalah murni untuk menghormati budaya leluhur tanpa ada maksud lainnya.
Nyewu, Upacara Adat Jawa Tengah yang Berbau Mistis
Saat ini terdapat dua jenis upacara nyewu yang masih dilakukan oleh masyarakat. Mengirim doa berupa tahlil pada hari ke seribu kematian dari keluarga adalah hal paling sering dilakukan pada upacara nyewu yang modern. Padahal jika diruntut sebelum Islam nyewu sudah ada.
Pada dasarnya upacara adat Jawa Tengah ini memiliki tujuan untuk mendoakan roh keluarga yang telah meninggal. Doa tersebut diiringi dengan beberapa ritual seperti pemberian sesaji dan juga penyucian benda pusaka warisan mendiang. Doa yang dibacakan juga tidak harus doa kejawen atau doa Islam.
Asalkan tujuan permintaan tetap pada sang pencipta dunia upacara tetap sah-sah saja. Tidak harus juga melakukan penyucian keris sang mendiang karena ini adalah sebuah bentuk penghormatan bahwa keluarga yang masih hidup tetap akan menjaga kenangan dari sang mendiang.
Upacara adat dari Jawa Tengah ini sangat fleksibel dan dapat dilakukan sesuai dengan kepercayaan keluarga pemeluknya. Bahkan nyewu dapat dilakukan menggunakan doa agama lain jika agama tersebut memungkinkan pemeluknya untuk melakukan upacara nyewu. Jadi kesan mistis dari ritual ini sangat relatif tergantung pemegang keyakinan.
Ritual Suroan, Bukan Sekedar Kegiatan Mistis Mensucikan Pusaka
Ini adalah salah satu upacara adat Jawa Tengah yang sudah sangat jarang dilakukan oleh para generasi muda. Alasannya sangat simpel yaitu karena mereka tidak memiliki benda pusaka warisan yang harus dirawat. Padahal esensi utama dari suroan bukanlah penyucian benda pusaka belaka.
Tradisi suroan dalam adat jawa merupakan peringatan malam yang sakral untuk mengenang jasa dan warisan leluhur. Karena nenek moyang tersebut bahkan makamnya saja sudah tidak ada maka salah satu cara mengingat nya adalah dengan merawat benda peninggalan yang paling dicintai biasanya sebuah keris.
Bagi yang pernah melakukan ritual penyucian benda pusaka pasti sebelum melakukan penyucian selalu diawali dengan doa untuk para leluhur. Perawatan pusaka sebenarnya opsional namun faktor sentimental sering membuat para penerusnya merasa wajib merawat sebagai bentuk terima kasih.
Jadi tanpa memiliki sebuah benda warisan siapa saja tetap bisa melakukan tradisi suroan. Mendoakan mendiang yang terdahulu tidak pernah salah dalam agama apapun. Cara menjalankan ritual juga dapat disesuaikan dengan kepercayaan. Jadi sebenarnya upacara adat Jawa Tengah ini sangat fleksibel dan tidak selalu masalah mitos belaka.