Penemuan berbagai spesies baru di perairan PLTU Celukan Bawang, membuat banyak pihak senang dan mengapresiasi. Hal tersebut mengindikasikan jika kondisi perairan di sekitaran pembangkit listrik masih terjaga dan lestari.
Penemuan berbagai biota laut tersebut diungkapkan oleh Yayasan Bumi Hijau Indah (YBHI) pada media dan masyarakat bersamaan dengan Peresmian Pusat Riset dan Rehabilitasi Terumbu Karang yang berada di Pantai Celukan Bawang, Buleleng, Bali.
Peresmian Pusat Riset dan Rehabilitasi Terumbu Karang
Dilansir dari laman Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng dalam acara yang dihadiri berbagai pejabat daerah dan pemangku kepentingan tersebut menyampaikan beberapa hal pokok.
Terdapat tiga hal pokok yang diutarakan YBHI melalui peresmian pusat riset terumbu karang tersebut. Pertama, penelitian dengan program teknologi pengembangan terumbu karang.
Kedua, sebagai dasar utama dlm pengelolaan Rehan terumbu karang.
Ketiga, Meningkatkan peran serta masyarakat serta menjaga kelestarian biota laut dgn terumbu karangnya.
8 Spesies Terumbu Karang Ditemukan
Dodik Prasetya, Ketua Yayasan Bumi Hijau Indah sebagaimana dilansir dari Jawapos.com menyatakan jika terdapat sekitar delapan spesies terumbu karang baru yang ditemukan.
Penemuan terumbu karang tersebut menurut Dodik berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh YBHI sejak tahun 2015. “Ada beberapa jenis baru yang belum ada di buku idetifikasi secara umum. Artinya yang belum ada di tempat lain,” ungkap Dodik.
Berbagai spesies terumbu karang ditemukan tepat di perairan depan PLTU Celukan Bawang dengan usianya berkisar 4-5 tahun. Dodik menyatakan jika terdapat beberapa faktor yang membuat terumbu karang bisa hidup di perairan tersebut.
Perairan di Celukan Bawang masih Terjaga
Suhu air dan kekuatan arus di bawah laut adalah salah satu faktor yang melatarbelakangi tumbuhnya terumbu karang dalam jangka waktu empat hinga lima tahun belakangan.
Dodik menyatakan jika penemuan spesies laut di perairan PLTU Celukan bawang mengingdikasikan jika perairan laut dijaga dengan baik. Selain itu, laut di perairan tersebut masih belum tereksploitasi manusia, belum ada perburuan ikan menggunakan bom atau pencarian karang oleh oleh masyarakat.
Kemudian yang mengejutkan adalah penemuan Uephyllia Baliensis, yang sebelumnya merupakan jenis spesies karang yang hanya ada di Laut Candidasa, Karangasem.
Perairan di PLTU Celukan Bawang sendiri berdasarkan penelitian kondisi biofisik dan sosial ekonomi pesisir pulau Bali tahun 2015 dinyatakan memiliki tutupan karang dengan kategori sedang sampai bagus.