Djawanews.com - CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk kini berada di posisi kedua sebagai orang terkaya di dunia. Posisinya hanya setingkat di bawah Jeff Bezos, pemilik Amazon.com.
Tetapi jauh sebelum sukses bertengger di Silicon Valley, Elon Msuk ternyata pernah bekerja serabutan untuk bertahan hidup.
Pada usia 17 tahun, Elon meninggalkan rumahnya di Afrika Selatan dan menuju Kanada. Di sana, Elon menjadi warga negara Kanada, di samping karena ibunya juga lahir di Kanada.
Selama di Kanada, Elon tinggal bersama sepupunya.
Mulanya, Elon Musk bekerja di lokasi pertanian sepupunya di Waldeck, Saskatchewan. Dalam buku "Elon Musk", Elon bekerja merawat sayuran di ladang dan membersihkan sampah. Elon Musk juga belajar memotong kayu dengan gergaji mesin di Vancouver.
Menurut Elon, pekerjaan terberatnya selama ini adalah membersihkan ruang ketel pabrik kayu. Dia dibayar 18 dollar AS per jam untuk pekerjaan itu. Dalam buku biografinya, Elon mengatakan biasa menggunakan pakaian hazmat dan berjalan melewati terowongan kecil yang hampir tidak bisa dimasuki.
"Tidak ada jalan keluar," kata Elon Musk.
Buku biografi itu juga menulis Elon Musk bekerja bersama 30-an orang pada awal minggu. Namun pada hari ketiga, hanya lima orang tersisa. Pada akhir minggu, Elon Musk hanya memiliki dua orang lagi untuk melakukan pekerjaan itu.
Elon Musk akhirnya berhenti bekerja manual dan mengejar pengetahuan di bidang teknologi. Dia lulus dari University of Pennsylvania pada Mei 1997. Dia kemudan lanjut ke Stanford University untuk program pascasarjana Teknik Material.
Selanjutnya, Elon Musk pun perg ke Silicon Valley dan melamar pekerjaan di Netscape. Dia tertarik dengan internet yang saat itu baru lahir. Semua kariernya pun dibangun setelah itu meski dia tidak diterima di Netscape.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.