Djawanews.com – Arsilan adalah satu di antara sekian banyak sosok yang terlibat dalam sejarah awal kemerdekaan Indonesia. Ia adalah mantan tukang kebun keluarga Presiden Soekarno. Tak hanya itu, ia juga memiki berbagai pengalaman yang membuatnya pantas disebut sebagai penjuang.
Di balik tubuhnya yang kini tua renta, Arsilan memiliki jasa yang tak ternilai. Namun siapa sangka bahwa jasa Arsilan di masa lalu tak mampu membantu kesejahteraannya di masa tua.
Pada saat proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, Arsilan ternyata terlibat dalam peristiwa penting itu dengan menyiapkan dan memasang bambu untuk tiang pancang bendera merah putih.
Tak hanya itu, pria yang ini berusia 92 tahun itu pernah tergabung dalam tentara Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) dan laskar Hisbullah. Saat itu ia berjuang tanpa takut dan tanpa pamrih. Hanya satu cita-citanya, membantu memerdekakan Indonesia dari penjajah. Bahkan saat itu ia rela terpisah dari kedua orang tuanya.
Saat ia bertemu kembali dengan kedua orang tuanya, Arsilan kembali dipanggil untuk diminta bekerja sebagai tukang kebun di rumah Presiden Sukarno pada tahun 1945 hingga 1958. Dari situlah Arsilan mengenal sosok presiden pertama RI itu yang ia sebut sebagai orang santun dan tak segan bercengkrama dengan bawahannya.
Pengabdian Arsilan di kebun Soekarno ternyata tak mengantarkannya pada kesejahteraan di masa tua. Ia kini berakhir sebagai seorang pemulung untuk berjuang hidup. Sebagian besar hari-harinya habis di jalan untuk mengumpulkan barang bekas di sekitar Tugu Proklamasi. Dari pekerjaan itu ia mampu menyambung hidupnya dengan penghasilan Rp20 ribu.
Arsilan bukan satu-satunya pejuang yang memiliki nasib malang di usia tuanya. Ada banyak kisah sedih lain dari para veteran. Untuk mendapat artikel menarik lainnya, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.