Djawanews.com – Tahukah Anda bahwa sekitar tahun 2008 silam, gelang “Power Balance” adalah produk yang berhasil menipu jutaan orang?
Produk tersebut diproduksi oleh Power Balance Technologies, sebuah perusahaan olahraga yang berbasis di California, Amerika Serikat. Perusahaan keluarga itu didirikan oleh Josh Rodarmel. Pada tahun 2007, perusahaan tersebut mengklaim berhasil menemukan sebuah hologram yang mampu meningkatkan keseimbangan, fleksibilitas, dan kekuatan otot penggunanya.
Mereka mengklaim, gelang Power Balance dibuat dengan gagasan untuk mengoptimalkan aliran energi alami dalam tubuh, seperti konsep yang banyak dipercaya dalam kepercayaan pengobatan di Timur. Hologram pada gelang juga dirancang agar mampu beresonansi dan merespons medan energi alami tubuh.
Secara umum penjelasan tersebut memang sulit dicerna lantaran berbagai hal, salah satunya tidak ada penjelasan ilmiah tentang adanya peningkatan performa penggunanya. Bahkan tidak terbukti mampu meningkatkan performa para atlet meski telah menggunakannya.
Meski begitu, gelang tersebut ternyata sangat laris di pasaran. Ia berhasil menjual gelang tersebut di beberapa negara, mulai dari Amerika Serikat, Inggris, Italia, Spanyol, termasuk Indonesia. Jumlah penjualannya juga sangat besar. Di Spanyol misalnya, gelang berhasil terjual hingga 300.000 pcs di tahun pertama dengan nilai $ 13 juta AS.
Di Amerika, ada banyak juga yang tertipu, terutama di olahragawan. Pebasket terkenal LA Lakers, Kobe Bryant dan Lamar Odom sempat terlihat mengenakan gelang ini. Selain itu ada legenda NBA Shaquille O'Neal juga pernah tampil mengenakan gelang Power Balance.
Nasib Power Balance mulai guncang pada tanggal 22 Desember 2010. Saat itu, Australian Competition and Consumer Commission (ACCC), semacam lembaga perlindungan konsumen, jadi pihak pertama yang menuntut perusahaan tersebut.
ACCC menuntut Power Balance atas dugaan promosi palsu. Adanya kalimat “meningkatkan performa dan menjaga fleksibilitas” yang jadi salah satu jargon mereka dianggap jadi pembohongan publik karena perusahaan tak mampu membuktikan secara ilmiah. Selain itu adanya kepercayaan tradisional juga membuat masyarakat percaya hal yang belum tentu terjadi. Sejak saat itu banyak media yang kritis terhadap gelang tersebut.
Tuntutan yang datang dari berbagai lembaga di beberapa negara membuat Power Balance bangkrut. Mereka mengumumkan kebangkrutannya pada November 2011 dan mengaku mengalami kerugian sebesar AS$9 juta dalam setahun.
Kasus gelang Power Balance itu juga membuat perusahaan jadi kehilangan pamor di mata masyarakat. Ada banyak fakta menarik tentang kasus tersebut. Untuk mendapat artikel menarik lain, kunjungi situs resmi Pewarta Harian Online Djawanews. Anda juga bisa mengikuti Djawanews melalui akun media sosial Instagram @djawanews dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.