Taman budaya Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata di kota Yogyakarta. Sebagai salah satu daerah yang memiliki budaya yang kuat, daerah ini memang menawarkan berbagai suguhan menarik tentang budaya khas daerahnya. Tidak hanya gaya hidupnya yang membuat terkenal, tempat ini menjadi pengingat ketika mengunjungi Yogyakarta.
Kesenian di Yogyakarta memang diinterpretasikan dalam banyak hal. Di tempat inilah para wisatawan dapat melihat pertunjukan budaya Jawa dan hasil karya seninya dalam waktu singkat. Meskipun kesenian dan kebudayaan Yogyakarta tidak melulu ditampilkan di tempat ini, tetapi disinilah yang disebut sebagai pusat kebudayaannya.
Penduduk lokal maupun wisatawan domestik dan mancanegara tidak absen untuk hadir ke tempat ini ketika berkunjung ke Yogyakarta. Daya tarik inilah yang menjadikan Yogyakarta sebagai kota wisata dengan kearifan lokal yang masih sangat terjaga. Tidak hanya golongan tua, para generasi penerus juga menjaganya.
Sejarah dari Taman Budaya Yogyakarta
Tidak lengkap rasanya jika membahas tempat satu ini tanpa mengetahui sejarahnya. Sebelumnya taman budaya ini bernama Purna Budaya yang berlokasi di kampus UGM Bulak Sumur yang merupakan Kompleks Pusat Pengembangan Kebudayaan DIY. Terbentuknya Purna Budaya dipelopori oleh Sultan Hamengkubuwono IX.
Adanya keperluan kegiatan kemahasiswaan di UGM, maka Gedung Purna Budaya ditarik lagi pada Januari 1995 dan dipindahkan ke Gedung Kesenian Sositet. Gedung ini merupakan pusat berbagai pertunjukan di masa penjajahan Belanda, seperti sulap, drama, konser musik ataupun pertunjukan lainnya.
Kemudian, pada masa penjajahan Jepang, gedung ini diambil alih oleh pemerintahan Jepang. Akan tetapi, pada akhirnya pemerintah Indonesia membuat pusat seni budaya dengan membangun concert hall. Pada tempat ini, tepatnya pada kilometer nol Yogyakarta dibangunlah pusat budaya yang saat ini dikenal dengan taman budaya Yogyakarta.
Keunikannya Sebagai Pusat Kebudayaan di Yogyakarta
Setelah proses perjalanan sejarah pembangunannya, akhirnya taman budaya di Yogyakarta dijadikan salah satu maskot kota ini dengan sebutan The Window of Yogyakarta. Taman budaya ini dilengkapi berbagai ruangan indoor dan outdoor dengan nuansa budaya yang khas.
Pertama, terdapat concert hall yang merupakan tempat indoor dengan kapasitas penonton lebih dari 500. Di taman budaya Yogyakarta Terdapat juga societet militair yang memiliki kapasitas penonton kurang dari 500. Selanjutnya, terdapat amphiteater yang merupakan tempat pertunjukan dengan suasana semi outdoor.
Tidak tertinggal juga, tersedia panggung terbuka dengan kapasitas daya tampung yang disediakan sangat besar. Tentunya karena tempatnya outdoor menjadikannya pusat pertunjukan akbar. Bagi pecinta karya seni lukisan, Anda dapat menemukannya di ruang pameran dan ruang seminar.
Kebudayaan di Yogyakarta memanglah sangat ditata dengan apik. Mulai dari pentas seni yang sering dilakukan, penerus yang terus mempelajarinya hingga menyediakan berbagai tempat bersejarah untuk mendokumentasikan seni dan budaya di sana. Salah satu tempat dokumentasi kebudayaan di Yogyakarta adalah taman budaya Yogyakarta.