Djawanews.com – Tak ada yang menyangka bahwa ternyata dalam sejarah pengadaan kain Bendera Pusaka Indonesia, ternyata diambil dari bekas kain tenda sebuah warung kaki lima. Adalah Brigjen TNI (Purn) Lukas Kustaryo, yang merasakan sulitnya mencari kain warna merah untuk bahan bendera pada saat itu.
Ide nyeleneh itu muncul tanpa direncanakan. Saat itu dari rombongan romusha di Bayah, Banten Selatan, Shodanco Lukas mendapat tugas secara inkognito untuk membawa surat pribadi Tan Malaka untuk Soekarno di Jakarta.
Setelah sampai di Jl. Pegangsaan Timur no. 56, Kustaryo menjumpai Ny. Fatmawati yang tengah menjahit bendera merah putih tepat di bulan Agustus 1945. Saat itu para tokoh pergerakan tengah sibuk menyiapkan kebutuhan proklamasi Kemerdekaan RI. Semua orang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Saat melihat ukuran bendera yang dijahit Fatmawati, Lukas merasa kurang cocok lantaran ukurannya terlalu kecil. Panjang bendera yang dijahit saat itu berukuran setengah meter. Padahal bendara itu memegang peran penting dalam proklamasi.
Atas inisiatifnya sendiri, tentara yang tergabung dalam PETA itu mencari kain yang lebih besar untuk dijadikan sebagai bendera. Saat itu kebetulan persediaan kain putih cukup banyak, tinggal mencari kain merah. Ia tak tahu harus mencari di mana kain merah. Lukas kemudian menyusuri rel kereta api dari Pegangsaan sampai Pasar Manggarai. Di pinggir pasar tak sengaja ia menemukan warung soto kaki lima bertenda kain merah.
Hal itu tentu jadi kebetulan yang menyenangkan bagi Lukas. Ia segera menemui pemilik warung tenda tersebut untuk mendapatkan sesobek kain merah. Kain tersebut memang diberikan kepada Lukas dengan dibeli seharga Rp500,00 pada saat itu.
Setelah itu Lukas dengan terburu-buru segera kembali ke rumah Ibu Fatmawati. Setelah diserahkan, ia lantas pergi ke Jakarta dan kembali bergabung dengan pasukan lain untuk mengamankan wilayah sekitar.
Beberapa tahun kemudian, Lukas Kustaryo bertemu dengan Ibu Fat di Yogyakarta. Ia bertanya padanya, apakah kain merah pemberiannya digunakan untuk membuat bendera? Ibu Fat mengangguk dan berterima kasih padanya.
Itulah sejarah kain Bendera Pusaka Indonesia. Masih banyak hal menarik di balik sejarah Indonesia. Untuk mendapatkan artikel menarik lain, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.