Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Serba-serbi
Sunda Empire Sangat Wajar Bahkan Positif Secara Psikologis

Sunda Empire Sangat Wajar Bahkan Positif Secara Psikologis

Carla Padmasari
Carla Padmasari 23 Januari 2020 at 10:55am

Indonesia dihebohkan oleh banyak kekasairan fiktif yang bermunculan akhir-akhir ini, salah satunya Sunda Empire (Kekaisaran Sunda) di Bandung Jawa Barat. Setelah raja dan ratu Keraton Agung Sejagat diringkus pihak kepolisian, nama Sunda Empire bukannya menurun, tetapi justru meningkat drastis.

Di Twitter saja per 16-22 Januari telah ditweets sebanyak 10.367 kali. Media-media besar seperti TV One dan Kompas TV juga aktif mengekspos kerajaan yang katanya akan mempimpin dunia Agustus mendatang tersebut.

Anehnya walaupun ‘tidak masuk akal’ Sunda Empire berhasil menggaet banyak pengikut. Ada apa sebenarnya dengan masyarakat kita? Berikut penelitian kecil Djawanews dari sisi Psikoanalisis.

Memori Kolektif: Hasrat Akan Kembalinya Kejayaan Lama

Sunda Empire

Kejayaan Indonesia lama terpahat dalam candi-candi (Indonesia.travel)

Menurut Sigmund Freud sebuah ingatan (memory) sejatinya tidak pernah terhapus tetapi hanya tertutupi oleh memori-memori yang datang kemudian. Ingatan menyakitkan tentang sebuah peristiwa di masa lalu akan muncul kemudian ketika ada pemicu (trigger) terkait peristiwa tersebut.

Ketika memori menyakitkan ini muncul kembali maka individu yang bersangkutan akan mengalami ketidakstabilan. Ketidakstabilan ini menarik perhatian individu untuk merekonfigurasi ulang memorinya untuk bisa melanjutkan hidup. Dan hal itu normal secara psikologis.

Sebuah memori tidak hanya bersifat individual tetapi juga komunal. Dalam hal ini peristiwa yang dialami sebuah masyarakat atau bahkan negara di masa lalu akan tetap ada dalam ingatan negara tersebut meskipun generasi-genarasi berganti.

Maurice Halbwachs menyebut ingatan negara tersebut dengan nama memori kolektif (collective memory). Ia mengatakan momori kolektif bisa tetap terjaga melalui monumen-monumen yang dibangun di negara tersebut, sejarah yang terdokumentasi dalam teks-teks sejarah, atau pun cerita-cerita lisan yang didongengkan turun temurun.

Sejarah nusantara adalah sejarah gemilang kerajaan yang pernah memimpin dunia bahkan menyaingi dinasti Jengis Khan di China. Sebut saja Kerajaan Tarumanegara, Majapahit, Sriwijaya, dan Silliwangi. Sejarah mereka abadi dalam banyaknya candi-candi yang berjejer menghiasi bumi nusantara. Selain itu teks-teks sejarah atau dongeng turun-temurun telah memahat kejayaan tersebut dalam memori masyarakat Indonesia, khususnya Jawa.


Baca Juga:
  • Viral! “Raja” Baru King of the King” Klaim Punya Harta Puluhan Ribu Triliun dan Akan Beli 3.000 Jet Tempur
  • Tes Psikologi Raja Keraton Agung Sejagat: Si Toto Sang Penghayal
  • Penyesala Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat

Indonesia di masa lalu pernah mengalami kejayaan gemilang yang kemudian menghilang. Ada rasa ‘ketidakterimaan’ dari bangsa ini akan ‘kehilangan’ tersebut. Tetapi kenyataan akan kondosi Indonesia yang tidak memungkin kejayaan itu lagi telah menekan (merepresi) ‘ketidakterimaan’ ini.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, momori kolektif akan ‘ketidakterimaan’ tersebut akan muncul kembali ketika ada pemicu (trigger). Dan seperti halnya memori Individu kemunculannya akan meminta perhatian untuk distabilkan kembali. Kesemuanya adalah wajar secara psikologis.

Wacana dalam mitos-mitos nusantara tentang kembalinya kejayaan lama setelah lima ratus tahun runtuhnya Majapahit telah memicu rasa ‘ketidakterimaan’ di atas. Ditambah dengan fakta mundurnya seorang pangeran di Inggris telah semakin menguatkan hal tersebut.

Munculnya kerajaan-kerajaan fiktif hari ini merupakan bentuk dari ‘rasa ketidakterimaan’ dalam memori kolektif bangsa ini setelah direpresi selama 500 tahun. Dan hal ini merupakan hal yang wajar secara psikologis bahkan positif.

Memori negatif seperti sebuah racun di dalam tubuh, ia butuh dikeluarkan. Kerajaan-kerajaan fiktif ini bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk pengeluaran racun tersebut. Yang diperlukan hanyalah perhatian lebih dari pemerintah untuk menstabilkan kembali konflik-konflik yang ditimbulkannya sehingga negara bisa normal kembali.

Bagikan:
#MAURICE HALBWACH#MEMORI KOLEKTIF#PSIKOANALISIS#Serba-serbi#SIGMUND FREUD#Sunda Empire

Berita Terkait

    Kisah Asep Ismatullah, Pria Banten yang Jadi Imam di Dubai, Awalnya Cuma Iseng
    Serba-serbi

    Kisah Asep Ismatullah, Pria Banten yang Jadi Imam di Dubai, Awalnya Cuma Iseng

    Djawanews.com – Nama Asep Ismatullah ramai menjadi sorotan warganet TikTok. Pasalnya nama Asep Ismatullah menjadi imam di Masjid Al-Akhyar di Dubai. Seperti apa perjalanan pemuda asal Lebak ....
    Janu Wisnanto
    Janu Wisnanto
  • Motivasi Religi: Cara Melakukan Tobat Agar Diterima Allah SWT
    Serba-serbi

    Motivasi Religi: Cara Melakukan Tobat Agar Diterima Allah SWT

    MS Hadi 08 Apr 2023 08:44
  • Mudik 2023: Prediksi dan Panduan Hindari Kemacetan
    Serba-serbi

    Mudik 2023: Prediksi dan Panduan Hindari Kemacetan

    Janu Wisnanto 04 Apr 2023 13:26
  • Makanan Khas Natal dari Berbagai Negara di Dunia
    Serba-serbi

    Makanan Khas Natal dari Berbagai Negara di Dunia

    Djawanews.com – Perayaan natal tiap tahun tidak pernah jauh dari makanan khas Natal yang dimiliki setiap negara. Ada beberapa makanan khas Natal yang dimiliki oleh beberapa negara ....
    Janu Wisnanto
    Janu Wisnanto
  • Menghabiskan Malam Tahun Baru 2023 di Jogja, Kunjungi Tempat Seru Ini
    Serba-serbi

    Menghabiskan Malam Tahun Baru 2023 di Jogja, Kunjungi Tempat Seru Ini

    Janu Wisnanto 25 Dec 2022 04:58
  • Beneran atau Bohongan? 8 Ciri-Ciri Orang yang Mengalami Kesurupan Sungguhan
    Serba-serbi

    Beneran atau Bohongan? 8 Ciri-Ciri Orang yang Mengalami Kesurupan Sungguhan

    MS Hadi 14 Nov 2022 12:05

Anda Harus Tahu

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?
Kesehatan

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda
Lifestyle

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar
Lifestyle

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android
Teknologi

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!
Lifestyle

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan
Kesehatan

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan

Pilihan Editor

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien
Berita Hari Ini

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya
Berita Hari Ini

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said
Berita Hari Ini

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD
Berita Hari Ini

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa
Berita Hari Ini

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Berita Hari Ini

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2025 Djawanews Media Utama
arrow-up