Djawanews.com – Bagi umat islam di Indonesia, belajar membaca Al-Qur’an jadi pelajaran pokok saat kanak-kanak. Ada banyak metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar, salah satunya melalui buku Iqro.
Disadari atau tidak, buku tersebut banyak berjasa bagi jutaan umat islam yang ada di Indonesia, terutama di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Di beberapa tempat, buku tersebut masih dipercaya sebagai buku praktis latian baca-tulis Al-Qur’an.
Jika Anda pernah belajar menggunakan buku tersebut, Anda tentu tak asing dengan sosok kakek yang samar tercetak di sampul belakang. Kakek tersebut menggunakan jas lengkap dengan dasinya, berpeci hitam, celana panjang, berkacamata, dan yang paling khas dari sosoknya adalah tongkat yang ia jadikan tumpuan.
Tahukah Anda, Siapa Sosok Kakek yang Ada di Sampul Buku Iqro?
Beliau adalah K.H. As’ad Humam, lahir di Yogyakarta pada tahun 1933. Nama Humam sendiri diambil dari nama ayahnya yang bernama H Humam Siradj. KH As’ad Humam (alm). Meski ia berhasil mengembangkan buku ajar Al-Qur’an, K.H. As’ad Humam bukan orang yang berkutat di bidang akademisi formal. Ia justru berprofesi sebagai pedagang di pasar Bringharjo, Malioboro, Yogyakarta.
Beliau juga bukan seorang kiai besar atau tokoh pesantren. K.H. As’ad Humam justru hanya seorang lulusan kelas 2 Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta, bisa dikatakan ia hanya berpendidikan setingkat SMP.
Penemuan K.H As'ad Humam atas buku Iqro tak lepas dari ayahnya, yang kebetulan mengenal KH Dachlan Salim Zarkasyi. Perkenalan tersebut beliau mengenal metode pembelajaran Qiroati.
Keinginannya untuk membantu mempermudah santri dan umat islam dalam belajar Al-Qur'an sangat tinggi. Ia mengumpulkan ide-idenya demi meraih tujuannya, lalu ia konsultasikan kepada KH Dachlan Salim Zarkasyi. Sayangnya ide K.H As'ad Humam tak disambut baik lantaran dinilai terlalu melenceng dari aslinya.
Berawal dari penolakan tersebut, K.H As'ad Humam akhirnya nekat membuat buku ajarnya sendiri. Dalam penyusunannya, ia dibantu oleh santri dan pengurus muda masjid dan mushalla Yogyakarta. Ternyata buku ajarnya disambut baik oleh masyarakat. Bahkan ada beberapa peneliti yang memberikan kesan positif atas metode pembelajaran baca tulis Al-Qur’an melalui buku Iqro lantaran sederhana dan mudah dipahami. Sejak saat itu buku Iqro diperbanyak dan disebarluaskan ke berbagai daerah, bahkan sampai ke Malaysia.
Dalam sampul belakang buku Iqro, K.H As'ad Humam terlihat bertumpu pada tongkat kayu. Hal tersebut dilakukan bukan tanpa alasan. Beliau ternyata terkena penyakit pengapuran tulang belakang dan membuatnya tak bisa dengan leluasa bergerak.
K.H As'ad Humam sendiri telah meninggal dunia pada tanggal 2 Februari 1996. Beliau dimakamkan di Makam Selokraman RW 11, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta.
Ada banyak kisah menarik tentang K.H As'ad Humam, sang pencipta buku Iqro. Untuk mendapatkan artikel menarik lainnya, kunjungi situs resmi Pewarta Harian Online Djawanews. Anda juga bisa mengikuti Djawanews melalui akun media sosial Instagram @djawanews dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.