Djawanews.com - Kuil Rituo berdiri di sebuah gundukan tanah yang tak begitu tinggi di sekitar Danau Yamdrok, Lasha, China. Kuil itu sangat tenang dan sangat jauh dari kebisingan kota.
Kuil Rituo menjadi rumah bagi seorang biksu penyendiri. Dia menghabiskan hari-harinya untuk melantunkan nyanyian sutra dan bermeditasi.
Di Tibet, Rituo berarti 'batu gunung'. Kuil Rituo sendiri disebut sebagai kuil paling sepi di Tibet. Bahkan dianggap pula sebagai salah satu permata tersembunyi di kawasan itu. Hanya sedikit turis yang berkunjung ke sana, itupun kalau tidak sengaja.
Tempat itu terletak di tengah-tengah, pada sepetak tipis tanah yang membentang ke Yamdrok, salah satu dari tiga danau suci Tibet. Beberapa orang yang pernah mengunjunginya mengaku mendapatkan kedamaian dan ketenangan yang seolah seperti dalam mimpi.
Nama kuil ‘batu gunung’ ini sendiri terinspirasi oleh sebuah batu berumur 100 tahun yang diabadikan di sana. Batu itu juga dipercaya bisa menyembuhkan segala macam penyakit.
Jika berdiri di puncak Kuil Rituo, kita bisa melihat antelop berlari bebas dan angsa berenang. Saat malam tiba, langit penuh bintang akan menjadi pemandangan menakjubkan seperti dalam negeri dongeng.
Namun mungkin satu hal paling menarik tentang Kuil Rituo adalah fakta bahwa tempat ini hanya dihuni oleh satu orang. Dia adalah Ahwang Pincuo, seorang biksu yang menghabiskan sebagian besar waktunya mengambil air ke bawah danau dan membawanya menuju kuil.
Ahwang merupakan orang terakhir dalam deretan panjang para biksu yang menjaga Kuil Rituo selama lebih dari berabad-abad. Saat ia meninggal nanti, tempatnya pun bakal digantikan oleh biksu lainnya, sendirian pula.
Kekuatan kepercayaan para biksu yang menjaga kuil itulah yang membuat mereka mampu bertahan di tempat terasing itu. Jadi, meski Ahwang Pincuo menjadi biksu paling kesepian, dia tak pernah merasa benar-benar kesepian.