Djawanews.com – Tak banyak yang mengetahui secara pasti sejak kapan istilah “Cebong”, “Kampret”, dan “Kadrun” banyak digunakan oleh masyarakat. Banyak netizen yang bertanya bagaimana sejarah kemunculan tiga istilah tersebut. Dari situ Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, mencoba menjawabnya.
Fahmi menyatakan bahwa tren istilah "cebong" dan "kampret" ternyata muncul lebih dulu, sedangkan istilah “kadrun” belum lama ada. Penggunaan cebong dan kampret sendiri muncul pada tahun 2018, sedangkan kadrun mulai muncul di tahun 2019. Informasi ini ia sampaikan lewat akun Twitternya, @ismailfahmi.
Stigma Cebong, Kampret, dan Kadrun
— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) August 13, 2020
Tadi diminta mas Felix dari @TirtoID soal kapan istilah Kadrun itu muncul.
Habis bahas VK, saya melipir bikin analisis singkat ini.
THREAD pic.twitter.com/ItlBbQcsDO
"DE memonitor stigma Cebong-Kampret sejak 2018. Tapi karena Kadrun muncul 2019, maka tren dibuat sejak 1 Januari 2019," kicau Ismail, Kamis (13/8).
Ia mengatakan bahwa ketiga istilah tersebut adalah stigma yang disematkan kepada siapapun yang ingin diberi label dengan dilandasi motif tertentu. Ismali mencontohkan seseorang akan mendapat sematan salah satu dari istilah di atas karena berbeda pendapat, ikut ideologi, atau prinsip tertentu.
Pada dasarnya, istilah cebong dan kampret lahir sebagai salah satu pernak-pernik dalam pertarungan politik di Indonesia. Istilah cebong dan kampret juga ditujukan sebagai bahan ejekan yang ditujukan pada seseorang.
Sebutan Cebong awalnya ditujukan kepada para pendukung Jokowi, yang berhasil memenangkan Pilpres, sedangkan Kampret ditujukan kepada para pendukung Prabowo. Meski begitu, masing-masing punya akar masalahnya sendiri-sendiri.
Patut diketahui bahwa Cebong adalah anak katak. Seperti yang diketahui, salah satu hewan kesukaan Presiden Jokowi adalah katak. Bahkan Jokowi menjaga kehidupan katak di Istana Kepresidenan.
Hal tersebut diperkuat oleh Kaesang, salah satu putra Jokowi, yang beberapa kali menyebutkan istilah tersebut di media sosialnya. Bahkan Kaesang juga pernah meluncurkan lini bisnis busana dengan meluncurkan kaos bermerk “Sang Javas” pada 2017 silam. Saat itu Kaesang membuat kaos bertema kecebong.
"Ya kalau saya kasih unta nanti kegedean, enggak muat di kaos enggak muat gambarnya," ujarnya, Minggu pagi. "Ya pasang yang kecil-kecil saja," kata Kaesang, dikutip dari Kompas, Minggu (27/8/2017).
Sedangkan istilah Kampret ditujukan kepada para pendukung Prabowo, yang pada Pilpres 2014 lalu ia berpasangan dengan Hatta. Saat itu partai koalisi pendukung Prabowo-Hatta menamai diri dengan Koalisi Merah Putih disingkat dengan KMP, lalu diplesetkan dengan Kampret seperti sekarang.
Sedangkan istilah Kadrun usianya lebih muda dibanding istilah lainnya. Di beberapa sumber, Kadrun adalah kependekan dari kadal gurun yang hidup di padang pasir Timur Tengah. Kadrun sendiri disematkan kepada kelompok islam garis keras yang kerap menyampaikan kritik secara keras kepada pemerintah, dan dinilai sebagian masyarakat sebagai kelompok radikal.
Istilah Kadrun semakin ramai digunakan di media sosial dan tidak hanya terbatas pada momen politik saja, namun disematkan pada golongan tertentu hingga saat ini.
Tak ada batasan secara jelas tentang penggunaan istilah Cebong, Kampret, dan Kadrun. Namun ketiga istilah tersebut cukup mengkotak-kotakkan masyarakat berdasarkan pilihan politiknya. Selain itu ada banyak hal menarik dari ketiga istilah tersbeut. Untuk mendapat artikel menarik lain, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.