Keris adalah salah satu senjata tradisional Jawa Tengah yang menyimpan kebijaksanaan dari para leluhur untuk diwariskan pada generasi berikutnya. Keris memang jarang digunakan dalam pertempuran secara langsung namun lebih sebagai simbol dan pengingat dalam menjalankan kehidupan.
Filosofi dasar keris dapat diambil dari nama dan hubungan dengan sarungnya. Dua poin tersebut merupakan filosofi paling dasar sebuah keris karena seseorang pasti mengenal sesuatu dari nama dan sosoknya. Tampilan luar tersebut saja sudah mengandung makna mendalam jika dipahami secara seksama.
Meskipun sudah terbilang kuno filosofi keris masih sangat relevan dengan kehidupan saat ini. Bagi mereka yang mempelajari filosofi dari pusaka ini pasti dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik. Anda dapat mempelajari filosofi dasar dari senjata tradisional dari Jawa Tengah ini dengan mudah.
Filosofi dari Nama Senjata Tradisional Jawa Tengah
Jika dipisahkan dalam suku kata maka keris memiliki dua komposisi yaitu ke dan ris. Dalam pemahaman filosofi Jawa kuno ke dapat diartikan sebagai kekeran yang memiliki arti penunjuk. Sedangkan ris dapat diartikan sebagai aris atau kebaikan dalam menjalani kehidupan sebagai insan.
Jadi keris dapat memiliki arti panutan untuk menjalani kehidupan yang baik dalam kehidupan manusia. Jika ditelaah lagi filosofi senjata tradisional Jawa Tengah ini tidak berhenti sampai disitu. Sebagai sebuah pegangan keris akan menjadi petunjuk atau pengingat bagi pemegangnya.
Dari penafsiran tersebut manusia harus selalu memilih jalan yang paling baik dalam menyelesaikan setiap persoalan. Seorang manusia harus aris dalam menjalani hidupnya jika dia menginginkan ketenangan batin yang hakiki. Selayaknya sebuah pengingat manusia memang berpotensi menghiraukan kehadirannya.
Namun sifat acuh terhadap petunjuk tersebut adalah sebuah cobaan yang pasti akan diberikan sang pencipta kepada makhluknya. Tinggal bagaimana insan tersebut dapat menahan dirinya dan menjaga irama kehidupannya supaya tetap mengikuti petunjuk leluhur tersebut.
Menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan menggunakan jalan kebaikan adalah kunci kemenangan hidup. Seperti telah diingatkan oleh filosofi dari senjata tradisional Jawa Tengah ini manusia harus kembali ingat kepada petunjuk tertinggi kehidupan yaitu sang pencipta semesta alam.
Filosofi Warangka Keris dalam Memahami Makna Kemanusiaan Sejati
Warangka atau sarung keris memiliki fungsi untuk melindungi bilah keris dari kerusakan yang ditimbulkan oleh faktor eksternal. Selain untuk melindungi warangka juga diibaratkan seperti baju yang dikenakan oleh seseorang. Hal tersebut merupakan poin awal setiap insan menilai sesuatu yaitu dari luarnya.
Sebagai pelindung sebuah senjata tradisional dari Jawa Tengah warangka memiliki filosofi bahwa manusia harus mampu menjaga jiwanya dari segala macam godaan yang diberikan dunia. Tanpa membatasi diri dari godaan tersebut maka seorang insan dapat jatuh dalam keterpurukan dan hancur seperti besi yang berkarat.
Warangka juga diibaratkan sebagai pakaian yang mencerminkan bagaimana insan tersebut menjalani hidup di masyarakat. Jika seseorang mampu menunjukkan kebaikan pada sesama ciptaan tuhan maka dia akan menerima kebaikan pula. Untuk itu menjaga sikap adalah poin penting dalam mencapai kehidupan yang tentram.
Siapa sangka ternyata dari sebilah keris saja memiliki filosofi dasar yang sangat dalam jika dipelajari. Oleh karena itu akan sangat disayangkan jika generasi muda merupakan warisan leluhur tersebut. Senjata tradisional Jawa Tengah ini harus terus diapresiasi dan dilestarikan untuk mencetak generasi berhati mulia.