Djawanews.com - Koki yang juga populer disebut 'chef' selalu tampak mengenakan baju putih. Koki juga kerap menggunakan topi tinggi putih juga saat bekerja menyiapkan makanan enak.
Di balik makanan enak yang telah mereka siapkan, kenapa ya profesi koki atau chef ini identik dengan baju putih dan topi tinggi?
Ternyata, tradisi juru masak mengenakan pakaian khusus macam itu sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Tradisi ini dimulai di Asiria, wilayah yang sekarang dikenal sebagai Suriah dan Irak.
Dulu, di wilayah itu, juru masak di istana kerajaan adalah sosok yang sangat dihormati. Sebab, merekalah yang memasak makanan untuk raja. Juru masak pun mengenakan topi khusus yang membedakannya dengan pegawai dapur lainnya.
Sementara itu di Eropa, juru masak juga dianggap sebagai golongan terhormat dan terpelajar. Pada masa perang, golongan terpelajar pernah diburu karena dianggap berbahaya termasuk koki. Beberapa dari juru masak lantas melarikan diri ke biara gereja.
Di sana, mereka berbusana seperti para biarawan yakni pakaian hitam atau abu-abu. Kemudian, para koki memilih pakaian warna putih yang menyimbolkan dapur yang bersih.
Pada tahun 1800-an, pakaian juru masak ini mendapat banyak perkembangan di Eropa. Kerajaan-kerajaan di Eropa mulai menetapkan cara makan dan penyajian makanan yang berkelas.
Marie-Antoine Careme, juru masak dari Prancis mulai menetapkan aturan seragam koki. Topi koki dibedakan berdasarkan tinggi dan jumlah lipatannya. Semakin andal seorang juru masak, makin tinggi dan makin banyak jumlah lipatan pada topinya.
Marie-Antoine Careme yang merasa dirinya termasuk koki andal, memakai topi setinggi setengah meter dengan 100 lipatan.
Itulah sejarah panjang kenapa profesi koki atau chef identik dengan baju putih dan topi tinggi.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.