Djawanews.com—Berdirinya organisasi kesehatan dunia atau WHO tidak terlepas dari ketakutan akan epidemi. Selain sulit ditemukan vaksinnya, epidemi sangat mudah tersebar ke negara-negara terdekat dan secepatnya meminta banyak korban.
Tercatat pada abad ke-14 ‘The Black Death’ yang berasal dari tikus telah menewaskan 25 juta orang. Yang kedua yakni ‘Cocoliztli” yang beral dari binatang peliharaan orang Spanyol telah merenggut nyawa 15 juta orang. Dan pada tahun-tahun selanjutnya jutaan nyawa berguguran karena epidemi.
Urbanisasi yang terjadi karena revolusi industri di Inggris telah membuat dunia khawatir akan munculnya epidemi baru. Sehingga untuk mencegah hal tersebut negara-negara di Eropa berkumpul dan mulai merumuskan standar kesehatan demi menjaga munculnya epidemi baru.
Revolusi Industri, Epidemi, dan Awal Mula WHO
Revolusi Industri yang terjadi di Inggris pada abad ke-18 membutuhkan tenaga manusia yang sangat banyak sebagai motor penggerak industri. Untuk itu ribuan orang didatangkan dari desa-desa menuju kota.
Populasi yang melimpah dengan kapasitas ruang yang tidak memadai bisa meyebabkan penduduk mudah terkena penyakit dan bisa menciptakan epidemi baru. Terbukti wabah kolera menewaskan ribuan orang pada abad tersebut.
Dilansir dari bbc.co.uk, berikut adalah hal-hal yang menyebabkan orang-orang di Inggris pada masa revolusi industri mudah terkena penyakit, terutama kolera.
- Rumah sempit, sering dibangun di lapangan, dengan sedikit udara atau sinar matahari. Keluarga berbagi rumah sehingga kepadatan penduduk adalah hal biasa.
- Rumah-rumah tidak memiliki air mengalir yang bersih dan keluarga berbagi pipa yang sering kali kering di musim panas.
- Keluarga juga menghasilkan limbah. Ini sering meluap ke jalan atau ke sumur tempat orang menimba air.
- Tidak ada koleksi sampah, jadi sampah menumpuk, menarik tikus.
- Makam terlalu padat, terutama selama epidemi, dan mayat tidak cukup terkubur.
- Rumah-rumah itu dibangun dengan jerigen, dengan tujuan menguntungkan bagi tuan tanah daripada menyediakan akomodasi yang hangat dan sehat bagi para pekerja.
- Rumah-rumah lembab di dalamnya dan susah dipanaskan. Atap dan bingkai jendela sering bocor.
- Yang terburuk dari semuanya adalah rumah di gudang bawah tanah, yang sangat lembab dan kadang-kadang dibanjiri hujan atau air limbah.
- Makanan pekerja memperihatinkan karena mereka tidak mampu membeli makanan segar.
- Orang jarang mencuci diri atau pakaian mereka, sehingga menjadi kotor dan penuh kutu.
Dalam keadaan demikian maka diperlukan semacam pendisiplinan dengan membuat standar-standar kesehatan yang diwajibkan dalam skala internasional demi mencegah munculnya epidemi baru untuk kebaikan global.
Jika diperhatikan hal-hal di atas sangat berkaitan dengan sanitasi. Untuk itulah pada 1851, 11 negara Eropa plus Turki mengadakan Konvensi Sanitasi Internasional di Paris. Konvensi inilah yang menjadi akar terbentuk World Healthy Organization (WHO).