Djawanews.com – Pulau Jawa sampai hari ini masih jadi pusat kegiatan di Indonesia. Tidak hanya dijadikan tempat pemerintahan, Jawa juga jadi pusat ekonomi. Seiring berjalannya waktu, banyak masyarakat yang mempertanyakan nasib pulau Jawa ke depannya.
Ada banyak ramalan dan prediksi tentang Jawa yang dikeluarkan oleh raja-raja nusantara dan para peneliti. Lalu, apa saja ramalan mereka terhadap pulau tersebut?
Ramalan Prabu Jayabaya atas Pulau Jawa
Salah satu ramalan terkenal yang memprediksi nasib pulau Jawa berasal dari Prabu Jayabaya, Raja Kediri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157. Jayabaya bisa memprediksi perkembangan teknologi yang dialami di pulau Jawa. Ramalan Jayabaya sendiri termaktub dalam kitab Musasar.
Dalam kitab karangannya, Jayabaya menulis beberapa kalimat yang mencerminkan kondisi saat ini. Dan ramalan itu dianggap cukup tepat karena benar-benar terjadi di Indonesia, khususnya Jawa.
Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran
Tanah Jawa kalungan wesi
Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang
Artinya:
Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda
Pulau Jawa berkalung besi
Perahu berjalan di angkasa
Kereta tanpa kuda yang dimaksud Jayabaya adalah mobil, sedangkan di baris kedua menggambarkan adanya rangkaian rel kereta api, yang di zaman pemerintahan Jokowi semakin masif pembangunan transportasi penghubung antar pulau. Di bait ketiga, Jayabaya meramalkan adanya pesawat atau helikopter yang saat ini jadi hal biasa.
Ramalan Para Peneliti atas Pulau Jawa
Seperti halnya Jayabaya, para peneliti juga memiliki prediksi atas pulau Jawa, salah satu prediksi mereka adalah hilangnya sebagian besar sumber air bersih di pulau Jawa pada tahun 2040.
Berbeda dengan kondisi Jawa secara keseluruhan, nasib yang lebih tragis justru akan dialami oleh DKI Jakarta. Berdasarkan riset tim peneliti geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dikutip dari BBC, Jakarta, mereka menemukan fakta bahwa di Jakarta Utara terjadi penurunan permukaan tanah setiap tahunnya.
Penurunan yang terjadi cukup dalam, yakni mencapai 25cm per tahun. Dengan adanya laporan tersebut peluang Jakarta tenggelam sangat besar. Prediksi ini kemudian banyak dikaitkan dengan alasan Presiden Jokowi yang memindahkan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan.
Jika dihitung secara mandiri, Jakarta mungkin akan tenggelam pada tahun 2050 dan 10 tahun sebelumnya, Jawa justru mengalami krisis air bersih. Pemicu krisis air bersih tersebut berasal dari perubahan iklim, pertambahan penduduk, sampai alih fungsi lahan.
Berdasarkan beberapa kajian, Jawa diprediksi bakal kehilangan sebagian besar sumber air bersihnya di masa depan. Ketersediaan air untuk setiap satu penduduk Jawa diperkirakan bakal terus turun hingga 476 meter kubik per tahun di tahun 2040.
Prediksi dan ramalan yang datang dari Raja Jayabaya memang benar-benar terjadi di Pulau Jawa. Jika sudah seperti itu, apa yang akan Anda lakukan?
Untuk memantau perkembangan pulau Jawa, kunjungi situs resmi Pewarta Harian Online Djawanews. Anda juga bisa mengikuti Djawanews melalui akun media sosial Instagram @djawanews dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.