Hujan atau proses turunnya air dari langit menuju bumi bukan serta-merta sebuah tangisan raksasa yang tinggal di langit. Hujan merupakan fenomena alam yang lazim dan dapat dijelaskan secara ilmiah. Hujan dapat terjadi di berbagai wilayah dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Meski terlihat sama-sama air yang turun dari langit hujan juga memiliki beberapa jenis yang memiliki perbedaan. Sebelum tahu lebih jauh tentang hujan ada baiknya Anda mengetahui dulu asal mula terjadinya hujan. Berikut ini siklus lengkap serta proses terjadinya hujan.
Siklus dan Proses Terjadinya Hujan
Hujan diawali dengan sinar matahari. Sinar matahari sinar matahari yang membawa panas membuat terjadinya proses evaporasi. Evaporasi merupakan proses menguapnya air yang ada di bumi menuju ke udara yang kemudian mengalami kondensasi.
Proses kondensasi merupakan suatu proses di mana uap-uap air berubah menjadi embun yang diakibatkan oleh suhu di sekitar uap air lebih rendah daripada titik embun air. Titik-titik embun yang semakin banyak dan memadat akhirnya berkumpul hingga membentuk gumpalan berwarna putih di langit yang kita sebut dengan nama awan.
Selain sinar matahari, angina juga berperan penting dalam proses terjadinya hujan. Angin akan membawa awan menuju tempat dengan suhu yang lebih rendah. Awan juga akan saling bergabung degan awan lainnya hingga membentuk gumpalan awan besar berwarna kelabu.
Lalu bagaimana awan kemudian menjadi hujan? Pertama, awan mengalami kondisi jenuh alias awan sudah tidak lagi mampu menahan banyaknya titik-titik embun. Kedua, gravitasi bumi menarik titik-titik embun pada awan untuk kembali ke bumi.
Air yang jatuh alias hujan tidak semuanya berhasil sampai di tanah atau sungai. Sebagian air yang jatuh dapat kembali menguap ke langit dan membentuk awan kembali. Sebagian lagi air yang dapat sampai ke permukaan akan mengalami proses evaporasi seperti di awal untuk bisa menjadi awan dan hujan.
Seperti itulah siklus lengkap serta proses terjadinya hujan. Simak juga cara mematangkan alpukat dalam waktu singkat.