Djawanews.com – Ada banyak cara mendatangkan kekayaan secara singkat dan tanpa melanggar hukum negara, salah satunya adalah dengan melakukan pesugihan kandhang bubrah. Pesugihan ini memiliki cara dan ritual yang serupa dengan dengan pesugihan lain, namun risikonya disebut paling ringan.
Pesugihan ini cukup terkenal di kalangan masyarakat. Banyak orang yang mengatakan bahwa cara ini banyak dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa, mengingat namanya juga menggunakan bahasa Jawa.
Konon katanya kandhang bubrah termasuk pesugihan ilmu sihir putih karena tak memakai tumbal makhluk hidup seperti pesugihan aliran hitam. Jika pesugihan ilmu hitam butuh tumbal, darah, dan pengorbanan yang berat, pesugihan kandhang bubrah punya syarat yang mudah.
Pelaku pesugihan ini diwajibkan melakukan renovasi rumah atau tempat usahanya selama perjanjian dengan jin berlangsung. Tak hanya itu, pelaku juga harus ikut terlibat dalam pembangunan. Misalnya, ada pekerjaan bongkar banginan, maka pemilik rumah harus turun tangan membantu pekerja lain. Hal ini yang membuat pelaku pesugihan ini sangat mudah tertebak.
Pesugihan ini ternyata dilakukan di kota besar pula. Seperti kisah yang terjadi di perumahan kecil pinggir Jakarta. Dilansir dari Kumparan, Pak Bayu menceritakan bahwa di kompleksnya ada satu rumah besar yang tak dihuni. Pasalnya sudah 10 tahun rumah itu dirombak tanpa berhenti.
Pak Bayu juga bertanya-tanya, mengapa rumah nomor 13 itu terus dirombak, padahal bangunan dan modelnya masih bagus. Di tahun kesepuluh itu ia yakin jika sang pemilik melakukan pesugihan kandhang bubrah.
Masih banyak kisah menarik di balik pesugian kandhang bubrah. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.