Djawanews.com – Tak bisa disangkal jika menjabat sebagai presiden atau jabatan tinggi lain harus mau melakukan perjalanan dinas ke berbagai daerah di Indonesia. Di luar kepentingan kunjungan, presiden harus mau memenuhi tugas tersebut. Namun tahukah Anda bahwa di Indonesia ada satu wilayah yang sangat dihindari oleh presiden atau pejabat tinggi negara lain?
Wilayah yang dimaksud adalah Kota Kediri, Jawa Timur. Ada sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa siapapun presidennya, yang berkunjung ke Kediri, akan berakhir dengan pelengseran.
Dalam sejarah Indonesia, memang ada dua presiden yang sebelumnya tinggal atau bahkan berkunjung ke Kediri dan benar-benar lengser dari jabatannya. Presiden yang pertama lengser adalah Ir. Soekarno dan yang kedua adalah Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Presiden Soekarno memang pernah berkunjung ke Kediri. Saat itu kunjungan dilakukan setelah diangkat sebagai presiden pertama RI, sekitar tahun 1948-1950. Meski menjabat sebagai presiden dengan cukup lama, jabatan Soekarno berakhir dengan tanda tanya besar, terlebih dengan adanya polemik Supersemar.
Selain Soekarno, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga jadi presiden yang dilengserkan setelah kunjungannya ke Kediri, bahkan lebih dari sekali pada periode 1999-2001. Hal itu wajar karena Kediri menjadi kota yang memiliki banyak pondok pesantren terkenal.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Susilo Bambang Yoedhoyono (SBY), yang berkunjung pada tahun 2007 dan 2014, saat erupsi Gunung Kelud. Namun SBY dinilai berhasil selamat lanyaran ia sengaja tak melewati Kota Kediri dan memilih jalan alternatif lain.
Kepercayaan ini juga dipercaya oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Ia bahkan melarang Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke sana agar tak bernasib seperti pendahulunya. Hal ini ia ungkapkan saat berpidato di depan kiai pengasuh Pondok Pesantren Hidasyatul Mibtadien Lirboyo, Kediri, pada awal 2020 lalu.
"Ngapunten [mohon maaf], Kiai, saya termasuk orang yang melarang Pak Presiden berkunjung di Kediri. Saya masih ingat karena percaya atau tidak percaya, Gus Dur setelah berkunjung ke Lirboyo tidak begitu lama gonjang-ganjing di Jakarta," ungkap Pramono, yang dikutip dari Detik.
"Kalau wapres tidak apa-apa. Namun, kalau untuk Menteri, nanti kalau ada acara-acara Musyawarah Himpunan Santri Lirboyo keempat, nanti tinggal memilih siapa yang ingin didatangkan. Tinggal hubungi saya," lanjutnya lagi.
Kepercayaan tersebut sebenarnya bisa ditelusuri dari cerita rakyat yang berkembang di masyarakat, khususnya di Kediri. Berdasarkan informasi yang diambil dari berbagai sumber, kutukan tersebut berasal dari Kartikea Singha, suami dari Ratu Shima yang merupakan penguasa Kerajaan Kalingga di Kediri pada abad ke-6.
Berdasarkan mitos yang berkembang, Kartikea Singha pernah membuat sebuah kutukan yang bunyinya, siapapun kepala negara yang tak baik, tak suci, berbuat jahat, tidak berbuat baik, dan masuk ke wilayah Kediri, maka ia akan jatuh.
Ada banyak perdebatan yang berkembang antara hubungan mitos Kediri dan penguasa Indonesia. Meski demikian, mitos tentu jadi produk kebudayaan yang patut dihargai oleh masyarakat Indonesia.
Selain mitos di atas, ada banyak hal menarik yang tersimpan di Kediri. Untuk mendapat artikel menarik lain, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.