Djawanews.com – Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sampai sekarang dikenang sebagai sosok yang cerdas dan berwibawa. Salah satu keistimewaan Gus Dur adalah mampu menyampaikan kritik berbalut humor. Gus Dur sendiri pernah tercatat beberapa kali melempar kritiknya kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Gus Dur dan DPR memang pernah bersitegang. Di luar masalah tersebut, tahukah Anda bahwa pejabat sekaligus Kiai itu punya pandangan tersendiri tentang DPR RI?
Pandangan Gus Dur terhadap DPR RI
Dikutip dari beberapa sumber, Gus Dur pernah mengungkapkan pandangannya kepada DPR selama beberapa kali. Djawanews akan merangkumkan untuk Anda.
Gus Dur sebut DPR seperti taman kanak-kanak (TK)
Sebutan ini terlontar dari Gus Dur sekitar bulan Juli 2001, saat menjelaskan pembubaran kedua pos kementrian di hadapan DPR. Saat itulah DPR disebut tak ubahnya taman kanak-kanak.
"Beda DPR dengan taman kanak-kanak memang tidak jelas," kata Gus Dur singkat.
Pernyataan tersebut memancing beragam reaksi, ada yang marah, ada yang memaklumi, bahkan ada yang menganggap Gus Dur asal berbicara. Dan terbukti, selama beberapa kali rakyat dihadapkan pemandangan saat anggota DPR saling pukul saat sidang paripurna.
Gus Dur sebut DPR bukan TK, tapi turun tingkat jadi playgroup
Tiga tahun pasca turunnya Gus Dur dari kursi presiden, muncul ketegangan di kalangan parlemen. Saat itu muncul perseteruan antara Koalisi Kebangsaan dan Koalisi Kerakyatan. Koalisi Kebangsaat dianggotai beberapa partai, yakni Golkar, PDI Perjuangan, Partai Bintang Reformasi, Partai Damai Sejahtera, dan PKB.
Sedangkan Koalisi Kerakyatan dianggotai Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, dan Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi.
Perseteruan dua fraksi ini kembali jadi bahan olol-olok Gus Dur. Ia menyebut DPR ke tingkat yang lebih rendah lagi.
"DPR sekarang, biarkan saja seperti ini. Termasuk adanya komisi tandingan dari Koalisi Kerakyatan. Karena DPR bukan taman kanak-kanak lagi tetapi sudah melorot menjadi playgroup," ungkap Gus Dur.
Gus Dur sindir anggota DPR yang dijuluki “Prof” ternyata adalah “Profokator”
Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Chandra Hamzah pernah menceritakan bagaimana Gus Dur mengolok-olok anggota DPR yang dijuluki “Prof”. Kisah ini juga ada di sebuah buku yang berjudul “Gus Dur Menertawakan NU” m
Dalam kisah, pada era reformasi semua orang mungkin jadi anggota DPR, termasuk orang dari kampung, kiai, preman, siapa saja. Saat diselidiki, julukan “Prof” kepada anggota DPR tersebut bukan kepanjangan dari Profesor, melainkan dari Profokasi.
Gus Dur Sebut DPR berisi orang sombong dan “nggak karu-karuan”
Kisah ini didapat saat Gus Dur meresmikan Pondok Pesantren Al Ali STAIN, Malang. Dilansir dari berita lokal Bernas, Presiden RI Keempat itu mengatakan bahwa DPR berisi orang yang sombong sekali. Ia juga menyinggung profesionalisme anggota DPR.
"DPR kita isinya orang yang nggak karu-karuan, sombongnya bukan main," ungkap Gus Dur.
Gus Dur saat itu menilai bahwa di mana-mana, baik di daerah maupun di pusat, semua ribut mempersoalkan pertanggungjawaban kinerja Presiden. Sedangkan Anggota DPR tidak tahu bahwa dalam hukum tata negara pemerintah yang dipimpin presiden tak bisa dimintai pertangungjawaban kinerja.
"Ia (presiden) bisa di-impeach atau diadili kalau berkhianat. Lain dari itu tidak ada. Bagaimana kalau kinerjanya korup? Ya, ditanggung sendiri, nanti pada akhir jabatan akan dinilai kinerjanya di muka MPR, dan dalam Pemilu yang akan datang akan kalah," jelas Gus Dur.
Penyesalan Gus Dur karena ejek anggota DPR sama seperti anak TK
Kisah ini disampaikan oleh KH Maman Imanulhaq Faqieh atau Kang Maman, ulama yang sangat dekat dengan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dalam bukunya yang berjudul “Fatwa dan Canda Gus Dur” (2010), Kang Maman bercerita saat itu mereka sedang duduk santai di Masjid Al Munawaroh, di bilangan Ciganjur, Jakarta Selatan.
Saat itu Gus Dur mengaku menyesal menyebut anggota DPR berkelakuan seperti taman kanak-kanak.
"Saya menyesal menyamakan DPR dengan taman kanak-kanak," ujar Gus Dur.
Kang Maman yang heran tentu bertanya alasan di balik penyesalan Gus Dur. Ia mengira penyesalan tersebut dikarenakan status DPR yang merupakan lembaga negara. Namun ternyata salah.
"Bukan itu, saya merasa berdosa telah meremehkan anak-anak yang suci, cerdas, dan kreatif dengan anggota DPR yang kotor dan kreatif mencari celah mencari uang," jawab Gus Dur.
Ada banyak cerita menarik antara Gus Dur dan lembaga DPR pada masa itu. Untuk mendapat artikel menarik lain, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.