Pakaian adat Jawa Tengah di mata para pemuda selalu identik dengan kesan kuno dan pas untuk orang tua saja. Padahal pakaian tersebut dibuat untuk tujuan tertentu dan memiliki makna tersendiri. Jika ditelaah lebih dalam para pendahulu selalu memberikan pesan tersirat dari pembuatannya.
Dapat diambil dua contoh saja yaitu kain batik dan baju surjan. Dua item tersebut merupakan pakaian dengan makna mendalam dari setiap motifnya. Fungsinya juga berbeda dari satu corak dengan corak lainnya. Kesan kuno akan pudar sendirinya jika generasi muda mau memahami bagaimana filosofinya.
Batik sendiri memang memiliki banyak motif yang ada di Jawa Tengah. Tidak menutup kemungkinan ada motif yang relatable dengan kehidupan pemuda saat ini. Berikut ini adalah dua penjelasan penting mengenai filosofi dari batik dan baju surjan sebagai pakaian adat dari Jawa Tengah.
Surjan, Pakaian Adat Jawa Tengah yang Mulai Ditinggalkan
Saat ini pakaian surjan sangat jarang dikenakan oleh generasi mudah karena kesannya yang dianggap kolot. Padahal pakaian adat dari Jawa Tengah ciptaan dari Sunan Kalijaga ini mengandung makna mendalam. Bagaimana manusia berketuhanan dijelaskan dalam pakaian tradisional ini.
Tiga pasang kancing yang terletak pada bagian leher baju surjan memang tidak biasa. Padahal jika diartikan secara filosofis enam biji kancing tersebut mewakili rukun iman agar dipegang teguh oleh para pemakaiannya. Karena leher adalah bagian manusia yang berkaitan dengan hidup dan mati.
Pada bagian dada pakaian adat Jawa Tengah tersebut terdapat dua buah kancing yang membedakannya dengan baju adat lainnya. Dua kancing tersebut memiliki makna kalimat syahadat harus benar-benar ada dalam dada pemeluknya. Harus diresapi secara mendalam agar makna kalimat syahadat tidak hanya terucap di bibir saja.
Terdapat pula tiga kancing tersembunyi di dekat ulu hati dan menyimpan makna mendalam. Tiga biji kancing tersebut mewakili tiga nafsu yang harus diredam manusia dalam-dalam agar tidak merusak kehidupan. Nafsu hewani, nafsu makan minum, dan nafsu kesetanan harus ditutup erat agar tidak terlampiaskan semena-mena.
Memahami Garis Besar dari Filosofi Kain Batik
Pakaian adat Jawa Tengah menyimpan banyak makna bagi para penggunanya tidak terkecuali untuk menjalani kehidupan. Terdapat banyak jenis batik masing-masing menyimpan filosofi tersendiri. Akan sangat panjang jika harus dijelaskan secara spesifik, setidaknya pemahaman dasar harus diketahui.
Kain batik merupakan sebuah landasan kosong dari apresiasi pemikiran para leluhur pada sebuah kehidupan. Tuntunan dituangkan dalam secarik kain yang dikenakan pada momen tertentu untuk melambangkan bagaimana kehidupan dapat dijalankan menurut kebijaksanaan mereka.
Batik tidak hanya dikenakan sebagai sebuah pakaian melainkan juga simbol bagaimana manusia menghargai dirinya. Bagaimana manusia mencerminkan dirinya pada manusia lain dalam kehidupan sosial. Dan bagaimana manusia saling merespon dalam kehidupan bermasyarakat.
Akan sangat disayangkan jika warisan leluhur tersebut ditinggalkan oleh generasi muda. Pesan bijak mereka akan pupus tanpa ada penerus yang akan mengajarkannya pada generasi berikutnya. Jangan sampai generasi muda lupa pada pakaian adat Jawa Tengah yang mengandung pesan mendalam tentang kehidupan.