Sampai sekarang, Yohanes Herbertus Eijkenboom atau yang biasa dipanggil dengan Johny Indo masih jadi legenda pimpinan geng motor di Indonesia. Ia memimpin gangster Pachinko (Pasukan China Kota) pada tahun 1970-an. Oleh karenanya, lelaki itu dijuluki dengan nama Pachinko Johny Indo.
Dinamakan dengan Pasukan China Kota karena mayoritas anggota Johny Indo adalah etnis keturunan Tionghoa yang tinggal di sekitar kawasan Kota Lama seperti di Mangga Besar, Ampera, hingga Tanjung Selor.
Tidak hanya brutal, Johny Indo dan komplotan juga sering merampok toko emas di akhir 1970 hingga 1980. Selama merampok emas, ia berhasil mengumpulkan sebanyak 129 kilogram emas. Menariknya, emas yang mereka ambil secara paksa itu justru dibagikan kepada masyarakat miskin.
Kisah Pachinko Johny Indo
Aksi perampokan Johny Indo dan komplotannya memang kerap menuai perdebatan, terutama di kalangan masyarakat. Di satu sisi perampokan mereka jadi hal yang sangat mengganggu, namun di sisi lain aksi mereka dianggap membantu masyarakat miskin. Toh mereka hanya merampok orang-orang kaya asing yang ada di kawasan perampokannya.
“Saat itu yang menjadi target rampok saya adalah orang-orang kaya asing di Indonesia. Mereka juga banyak mengambil harta dari Indonesia, makanya saya rampokin dan uangnya saya bagi-bagikan ke masyarakat miskin,” Kata Johny Indo suatu ketika dalam sebuah acara yang digelar Kementerian Sosial RI di Bengkulu, (3/09/2014).
Perampokan Johny Indo pertama kali dilakukan pada 1978. Ia dan komplotannya merampok emas di Kawasan Tanah Abang. Aksi mereka disebut sangat mulus. Para pegawai toko ketakutan dengan todongan senjata api. Selain itu sistem keamanan juga belum secanggih sekarang. Dalam aksi pertamanya, 2 kilogram emas berhasil dibawa lari.
Tidak sampai di situ, perampokan Pachinko dilakukan secara berturut-turut di masa 1978-1979. Bahkan, warga Jakarta dibuat gempar dengan perampokan mereka. Ajaibnya, dalam perampokan tersebut para korban tak mengalami trauma fisik secara berarti.
Perampokan besar yang dilakukan Pachinko membuat mereka jadi target sasaran aparat keamanan. Tak jarang ia keluar masuk penjara karena kejahatannya. Ia pernah juga melarikan diri dari Nusakambangan dan terpaksa bertahan hidup di tengah hutan selama 11 hari meski pada akhirnya ia tetap tertangkap lagi.
Pada 27 Februari 1988, Johny Indo telah menyelesaikan masa hukumannya di Nusakambangan. Dalam masa tahannya, ia berubah menjadi pribadi yang baik. Bahkan, ia menjadi orang yang relijius. Sepak terjang Pachinko Johny Indo harus terhenti karena ia dipanggil oleh Tuhan pada 26 Januari 2020. Selamat jalan, Johny Indo.