Djawanews.com – Bisa dipastikan, hampir sebagian masyarakat Indonesia mengenal sosok Benyamin Sueb. Ia adalah seorang pemeran, pelawak, sutradara, dan juga penyanyi dari Indonesia. Kisah Benyamin S sampai sekarang ternyata tak mampu berhenti memukau masyarakat, terutama yang telah lama tahu nama artis kondang itu.
Di balik semua kisah Benyamin, ada satu cerita yang tak banyak diketahui oleh masyarakat. Ternyata pria yang berperan dalam film Si Doel Anak Betawi itu pernah ditawari jabatan tinggi oleh Presiden Soeharto.
Tak tanggung-tanggung, Presiden menawari Benyamin sebagai menteri penerangan. Hal ini diceritakan oleh Wiryanto, sahabat sekaligus Manajer Pemasaran Adiasa Film. Dilansir dari Detik, saat itu Wiryanto sendiri yang mengantar Benyamin ke Cendana, rumah pribadi Presiden Soeharto.
Saat ditawari jadi menteri, Benyamin justru menolak tawaran dari presiden. Wiryanto mengatakan bahwa Benyamin mengaku tak berani mengambil jabatan itu lantaran tak tahan godaan.
“Saya kagak berani, Pak Presiden. Saya orangnya belum kebal, suka kagak tahan godaan. Nanti kalau ada yang dateng bawa duit lima karung, gimana? Masak saya tolak, he-he-he.... Ditolak mubazir, saya terima jadi korupsi, dong,” ungkap Wiryanto.
Mendengar penolakan Benyamin, Soeharto hanya tersenyum dan tidak marah. Presiden juga menghormati keputusan aktor legendaris itu.
“Ya sudah kalau memang tidak bersedia,” kata Wiryanto yang menirukan jawaban Presiden Soeharto.
Wiryanto sendiri terkejut mendengar keputusan sahabatnya itu. Ia sempat bertanya alasan Benyamin menolak jabatan yang ditawarkan. Padahal Wiryanto juga siap membantu sahabatnya itu jika benar menjadi menteri.
“Kagak mau. Gua ogah main politik. Gue kagak bisa boong,” jelas Wiryanto.
Banyak cerita menarik lain tentang Benyamin Sueb. Untuk mendapatkan artikel menarik lain, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.