Djawanews.com – Banyak peristiwa menarik dalam sejarah Indonesia, salah satunya adalah keberadaan dua presiden yang jarang diketahui oleh masyarakat. Mungkin selama ini Anda mengenal Presiden Indonesia seperti Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo. Di luar tokoh tersebut, ada dua presiden RI lagi yang bahkan jarang disinggung di sekolahan.
Meski tak banyak diketahui, dua presiden ini cukup berjasa dalam sejarah Indonesia. Siapa saja mereka? Djawanews akan merangkumkannya untuk Anda.
- Syafruddin Prawiranegara
Jasa Syafruddin bagi Indonesia tak bisa dianggap remeh. Ia adalah pejuang kemerdekaan yang ditugaskan oleh Soekarno dan Hatta untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI).
Pada tahun 1948, Belanda melancarkan agresi militer keduanya. Tentara Belanda menyerang Yogyakarta dan Bukit Tinggi habis-habisan, mereka juga menangkap Soekarno dan Mohammad Hatta, lalu pada tahun 1948 Belanda mengasingkannya ke Pulau Bangka.
Langkah Belanda ternyata sebelumnya sudah terbaca oleh Hatta. Untuk mengantisipasi hal tersebut, diberilah mandat kepada Syafruddin untuk melanjutkan pemerintahan sementara. Hal itu dilakukan agar tak terjadi kekosongan kekuasaan.
Lalu pada 19 Desember 1948, Syafruddin bersama TM Hasan, Gubernur Sumatera saat itu, membentuk pemerintahan darurat. Langkah tersebut dilakukan untuk menyelamatkan Indonesia yang sedang dalam kondisi bahaya.
Atas jasa Pemerintah Darurat, Belanda terpaksa berunding dengan Indonesia. Lalu pada tanggal 13 Juli 1949, diadakanlah sidang antara PDRI, Sukarno, Hatta, dan beberapa menteri kedua kabinet.
Adanya perjanjian Roem-Royen jadi mengakhisi usaha Belanda dan membuat mereka terpaksa membebaskan Soekarno dan sejumlah tokoh lain. PDRI kemudian mengembalikan mandatnya lagi pada tanggal 14 Juli 1949 di Jakarta.
- Mr Assaat
Kondisi politik Indonesia di era kemerdekaan terus begejolak, dan hal itu yang membuat Mr Assaat dilantik menjadi acting Presiden RI pada 27 Desember 1949. tugasnya adalah memimpin pemerintahan RI saat mengadopsi bentuk serikat.
Penyerahan mandat dari Soekarno ke Assaat terjadi karena Soekarno telah memegang jabatan presiden di Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri.
Selain menyerahkan mandat kepemimpinan, dalam pelantikan juga sekaligus diumumkan pemberhentian Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI, sekaligus penyerahan kedaulatan RI kepada RIS.
Setelah itu, Assaat membentuk pemerintahan di Yogyakarta dengan dibantu beberapa tokoh besar. Saat itu ia juga ikut menandatangani pendirian Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dilansir dari Historia, dalam catatan Departemen Penerangan dikatakan bahwa jabatan presiden dikembalikan kepada Soekarno pada 15 Agustus 1950. Pengembalian ditandai dengan pembacaan Piagam Pernyataan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) oleh Sukarno.
Kedua Presiden RI di atas ikut berperan penting dalam sejarah Indonesia. Untuk mendapatkan informasi menarik lain, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.