Djawanews.com—Sebentar lagi, tepatnya pada tanggal 21 April merupakan hari Kartini, yang dianggap sebagai hari emansipasi wanita Indonesia. Namun apa sebenarnya makna dari ‘emansipasi wanita’. Apakah emansipasi wanita bermakna setiap pria dan wanita memiliki kewajiban dan hak yang sama?
Kemudian bagaimana dengan emansipasi wanita di dalam pemahaman islam yang di mana mayoritas masyarakat Indonesia beragama islam. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai hal ini, ikuti ulasan berikut.
Menjawab Apa Itu Emansipasi Wanita
Jika kita melihat sejarah, maka kita akan melihat nasib wanita sangat memperihatinkan. Namun seiring meluasnya pendidikan lambat laun wanita-wanita di hampir seluruh dunia tidak didiskriminasikan lagi, bahkan sudah bisa menempati posisi penting yang dulunya hanya milik pria. Hal ini dikarenakan gerakan emansipasi wanita.
Emansipasi merupakan istilah yang merangkum sejumlah usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat, sering bagi kelompok yang tak diberi hak secara spesifik, atau secara lebih umum dalam pembahasan masalah seperti itu.
Berdasarkan uraian tersebut maka bisa disimpulkan bahwa secara harfiah emansipasi wanita bermakna kesetaraan hak wanita atas pria. Emansipasi wanita juga bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk menuntut persamaan hak-hak kaum wanita terhadap hak-hak kaum pria di segala bidang kehidupan.
Emansipasi wanita bertujuan memberi wanita kesempatan bekerja, belajar, dan berkarya seperti halnya para pria, seimbang dengan kemampuannya. Pengertian kata ‘sama’ di sini lebih dipersepsikan pada kata sejajar karena tidak bisa dipungkiri wanita dan lakilaki jelas-jelas berbeda.
Dengan adanya kesamaan hak ini, wanita bebas menentukan dan melakukan apa yang diinginkannya. Kebebasan di sini maksudnya kebebasan yang berkualitas, bukan kebebasan seratus persen, karena biar bagaimanapun tetap saja ada perbedaan yang prinsipil antara wanita dan laki-laki.
Ada pekerjaan yang tidak bisa kerjakan wanita hanya pria yang bisa, sesuai dengan kodrat masing-masing begitu juga sebaliknya wanita itu mempunyai kehebatan-kehebatan yang tidak dimiliki laki-laki. Intinya wanita bebas melakukan hal yang baik bagi dirinya dalam batas kodratnya.
Emansipasi Wanita dalam Pemahaman Islam
Di dalam islam tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Keduanya memiliki kewajiban yang sama untuk taat beribadah dan derajatnya ditentukan oleh kualitas ibadah yang dilakukannya.
Pria dan wanita memiliki kewajiban yang sama untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, menjalankan rukun iman, rukun islam, fungsi agama dan mencegah kerusakan terjadi di masyarakat dengan perannya masing-masing. Semua dalam porsi yang sama dan di hadapan Allah perbedaan-nya hanyalah amalan dan pahala yang dilakukan.
Jika kita melihat sejarah, maka kita akan menemukan bahwa islamlah yang mengangkat derajat kaum wanita. Sebelum islam datang, wanita dianggap lemah bahkan dianggap sebagai budak dari pria. Perilaku pria terhadap wanita pun sangat kasar dan tidak berperikemanusiaan.
Pada masa itu, bayi perempuan di buang begitu saja karena dianggap membuat malu bagi keluarga. Ketika islam datang perempuan diangkat, hak-hak untuk hidup, bersosialisasi, mendapatkan pengetahuan, memiliki pendapat diberikan kepada wanita. Bahkan wanita di zaman Rasulullah SAW juga dapat ikut serta dalam aktivitas dakwah dan peperangan.
Kemudian bagaimana pandangan islam dengan wanita karir yang sering dikedepankan dalam emansipasi wanita. Wanita Karir dalam Pandangan Islam tentu bukan suatu yang dilarang atau diharamkan.
Peran-peran wanita di masyarakat juga sangat dibutuhkan. Dokter, Perawat, Guru, Konselor, Tenaga Medis, Aktivis Sosial dan lain-lain sebagainya sangat dibutuhkan oleh ummat. Dalam hal ini tentu tidak masalah jika Wanita ingin berkarir dan mengembangkan potensinya. Namun ia juga tidak boleh melupakan keluarganya.