Tradisi manjalang mintuo atau menantu perempuan mengunjungi mertua dilakukan menjelang bulan ramadhan dan saat Perayaan Idul FItri, tradisi ini khas dengan masyarakat Minangkabau yang masih bertahan di Kabupaten Dharmasraya, Sematra Barat. Selain dilakukan di Bulan Ramadhan, manjalang mintuo juga dilakukan pada saat Perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Manjalang Mintuo dilakukan Pada Hari Raya Idul Fitri
“Biasanya tradisi Manjalang Mintuo ini kerap dilakukan pada Hari Raya Idul Fitri. Baik di hari pertama Lebaran maupun hari kedua,” kata Ulil Azmi Datuak Gamuak Suku Tanjuang, salah satu tokoh adat Kota Anau Solok.
Tradisi ini dilakukan untuk mempererat silaturahmi dan bentuk penghormatan antara menantu dan mertua. Selain dilakukan dengan bentuk silaturahmi biasanya si menantu perempuan membawa berbagai makanan khas dari Minangkabau seperti lamang, gulai daging, rendang, ikan goreng, kue, dan berbagai makanan tradisional lainnya, kemudian makanan tersebut dimakan bersama-sama keluarga. Sebelum memasak, suami akan memberikan uang belanjaan kepada istri, kemudian dibelanjakan untuk dimasak sesuai dengan jumlah makanan yang akan di bawa ke mertua.
Walaupun tradisi ini turun-temurun dari masyarakat minangkabau akan tetapi terdapat juga masyarakat yang tidak melaksanakan. Faktor ekonomi biasanya menjadi alasan masyarakat yang tidak melaksanakan tradisi manjalang mintuo. Kadang juga masyarakat yang memiliki ekonomi pas-pasan tetap mengunjungi menantu tanpa membawa makanan.
“kunjungilah kedua orangtua selagi mereka masih hidup. Tanpa makanan pun yang dibawa, tetaplah datang dan bersilaturahmi dengan orangtua,” ujar Azmi.
Azmi berharap tradisi Mandalang Mintuo dapat bertahan di masyarakat Minangkabau. Bersilaturahmi kepada orangtua merupakan keharusan seorang anak kepada orangtuanya, dan jangan sampai tradisi ini hilang atau terlupakan.