Djawanews.com – Sebagai negara penjajah, Belanda diakui atau tidak ikut membantu membangun berbagai infrastruktur, mulai dari gedung, jalan aspal, rek kereta api, dan sebagainya. Namun tahukah Anda bahwa saat membangun, negara itu terkadang menyediakan tumbal gadis perawan? Hal tersebut setidaknya terjadi saat membangun jembatan kayu di Sulawesi Tengah.
Jembatan tersebut berada di Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Dibangun pada tahun 1936 dan saat ini masuk sebagai cagar budaya Kabupaten Parigi Moutong. Berdasarkan kesaksian juru kunci, Arya Prima Setia, jembatan itu dibangun untuk memudahkan Belanda menyalurkan logistik.
Saat itu, tahun 1929, Raja Kuti Tombolotutu akan dilantik di Batu Raja. Di saat yang bersamaan pula salah satu pejabat Belanda tak bisa menyebrang Sungai Palasa karena arusnya terlampau deras.
“Akhirnya, mereka mengeluarkan anggaran untuk membangun Jembatan Belanda itu pada Tahun 1936 untuk memudahkan hubungan antar distrik Tinombo dan Tomini,” ungkapnya, dikutip dari Celebesta.
Akhirnya dibangunlah jembatan itu dan orang China dipercaya sebagai pemborong pekerjaan. Pembangunan dilakukan selama 1 tahun dengan bahan kayu besi. Jembatan juga menggunakan tumbal gadis perawan sebagai syarat agar jembatan kokoh.
Hasilnya, tumbal gadis perawan itu berhasil menjaga jembatan tetap kokoh dari tahun 1936 sampai 2020 sekarang jembatan itu masih koko. Meski begitu sering pula ditemui kejadian mistis yang dialami penduduk sekitar jembatan kayu tersebut. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.