Djawanews.com - Suatu hari, dua orang nelayan sedang menebar jala dengan jarak 100 kilometer dari Barabo, Filipina. Namun tiba-tiba, dua nelayan ini melihat sebuah yacht terombang-ambing di lautan.
Mereka pun mendekat dan mendapati bahwa yacht itu tak memiliki pengemudi. Kapal mewah itu berubah jadi 'kapal hantu'. Mereka pun segera melaporkan temuan mereka kepada pihak berwenang.
Aparat pun mendatangi 'kapal hantu' itu. Setelah masuk ke dalam, mereka dibuat kaget ketika menemukan jasad manusia yang telah berubah menjadi mumi. Jasad itu awalnya misterius, namun akhirnya teridentifikasi sebagai Manfred Fritz Bajorat, petualang asal Jerman berusia 59 tahun.
Inspektur Kepolisian Filipina Mark Navales mengatakan, pihaknya tak bisa mengungkapkan penyebab kematian korban. Ia mengatakan tidak menemukan tanda-tanda kematian tak wajar dari korban. Navales mengatakan hal ini menjadi misteri bagi pihaknya. Sebab saat ditemukan, korban tampak seperti sedang tidur.
"Saat ditemukan, korban seperti sedang tidur," ujar Navales.
Belum jelas sejak kapan Bajorat hilang di tengah laut. Namun, kemunculan terakhir Bajorat dilaporkan tahun 2009 lalu. Sementara, salah satu rekannya terakhir mengontak korban tahun lalu lewat Facebook, untuk mengucapkan selamat ulang tahun.
Misteri Mumi Kapal Hantu
Masih menjadi misteri juga berapa lama ia dalam kondisi meninggal dunia di dalam yacht hingga menjadi mumi. Polisi menemukan kondisi dalam kapal tampak berserakan. Dompet korban bahkan tak ditemukan di sana. Namun, radio, GPS, dan sejumlah barang berharga lain masih ada di sana.
Belum ditemukan bukti ada orang kedua di dalam kapal. "Kami juga tidak menemukan senjata di sana," kata juru bicara kepolisian setempat.
Secara terpisah, Dr Mark Benecke, ahli kriminologi forensik Cologne, Jerman mengatakan, posisi korban yang sedang duduk mengindikasikan bahwa maut datang secara tiba-tiba. Kemungkinan akibat serangan jantung. Tapi mengapa jasadnya menjadi mumi?
Aparat mengatakan, angin laut yang kering dan udara asin membantu mengawetkan jasad Bajorat.
Kedutaan Besar Jerman di Manila, Filipina, telah mengetahui informasi mengenai Bajorat. Mereka pun berusaha menghubungi keluarga Bajorat. Korban sendiri disebut oleh pelaut lain yang menjadi temannya sebagai 'pelaut yang andal'.
Korban diketahui memiliki seorang putri yang bekerja sebagai kapten kapal barang.