Djawanews.com – Mbah Sadiman tak lagi muda, usianya kurang lebih 68 tahun. Tubuhnya telah dipenuhi keriput dan badannya tak lagi tegak seperti dulu. Di tengah keterbatasan usia dan fisiknya, ia ternyata masih mampu membuktikan bahwa siapa pun bisa memberikan manfaat besar bagi alam dan masyarakatnya.
Nama Mbah Sadiman mulai dikenal setelah ia dianggap gila karena menanam banyak bibit pepohonan. Kakek yang berasal dari Dusun Dali, Desa Geneng, Kecamatan Bulukerto, Wonogiri, Jawa Tengah itu menanam pohon tak hanya dalam hitungan hari, minggu, atau bulan, namun selama 23 tahun.
Selama 23 tahun Mbah Sadiman menanam pohon di lereng Gunung Lawu. Ia bermimpi agar ekosistem di lereng gunung itu kembali seperti semula. Ia khawatir dengan kerusakan lingkungan, penebangan, dan penjarahan hutan yang berimbas pada warga sekitar.
Selama 23 tahun itu ia berhasil menghijaukan setidaknya 250 hektare lahan di Bukit Gendol dan Ampyang dengan jumlah kurang lebih 11.000 tanaman. Semua ia lakukan tanpa bayaran, tanpa imbalan, semata-mata ketulusan belaka.
Upayanya menuai kesuksesan. Anggapan “gila” dari masyarakat kepada Mbah Sadiman berbuah hasil. Ia berhasil menghijaukan lingkungan sekitar dan mendapat berbagai penghargaan.
Bahkan kisahnya pernah diangkat di media asing Zinc dari London, Inggris melalui sebuah video di Facebook berjudul "This Indonesian man single-handedly saved his village from starvation". Video yang menampilan hasil jerih payah kakek dari Wonogiri itu ditonton sebanyak 7 juta kali, dibagikan ratusan ribu kali, dan dikomentari ribuan orang.
Selain kisah Mbah Sadiman, banyak kisah menarik lain yang patut disimak melalui situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.