Djawanews.com – Sebagai negara besar nan kaya, Indonesia memang tak luput dari pengamatan negara adidaya. Mereka menggunakan berbagai cara demi mengeruk informasi rahasia Indonesia. Tak hanya menggunakan alat canggih, ada pula negara yang merekrut orang Indonesia untuk jadi mata-mata mereka. Salah satu orang Indonesia yang bekerja untuk negara lain adalah J.B. Soesdarjanto.
Lahir di Ambarawa, Jawa Tengah, pada 27 Juni 1934. Saat ditangkap, pria bernama lengkap Johannes Baptista Soesdarjanto berpangkat Letnan Kolonel. Ia lulus ke Akademi Ilmu Pelayaran pada tahun 1958.
Setelah itu Soesdarjanto masuk Angkatan Laut pada tahun 1962 lalu setahun setelahnya ia belajar di Maryland Amerika Serikat. Saat kembali ke Indonesia, Soesdarjanto menjadi perwira dan komandan di beberapa kapal milik TNI AL. Bahkan ia menjabat sebagai Kadis Pemetaan pada tahun 1979.
“Sewaktu Soesdarjanto menjadi perwira pemetaan, tahun 1976 berhubungan dengan Vladimir yang berkantor di Tanjung Priok sebagai agen kapal-kapal Soviet di Indonesia. Perkenalan bermula dari niat Vladimir membeli peta laut guna mensuplai kapal-kapalnya yang berlayar di Indonesia,” demikian cuplikan tulisan majalah spion dan wanita, Spionita, No. 014, Agustus 1984, dikutip Djawanews dari laman Historia, Selasa (5/1/2021).
Soesdarjanto disebut menghadiri undangan Vladimir lalu mendapat imbalan sebesar Rp50.000. Selama perioden 1976 hingga 1977, Soesdarjanto menjalankan misinya dengan menyerahkan dokumen penting dari Indonesia.
Beberapa dokumen yang diserahkan yakni laporan dan perjanjian survey Selat Malaka antara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Jepang (Memorandum of Procedure Survey Operation). Selain itu diserahkan pula rencana kerja Janhidros (Jawatan Hidro Oseanografi) TNI AL, dan laporan bulanan operasi/survey Hidros selama setahun. Atas penyerahan dokumen tersebut, Soesdarjanto diganjar hadiah sebesar Rp600.000.
Tak hanya kepada Vladimir, Soesdarjanto juga menyerahkan berbagai dokumen penting lainnya kepada Rusia, dengan perantara yang berbeda. Perjalanan spionase Soesdarjanto berakhir pada tahun1982.
Saat itu Soesdarjanto berencana menyerahkan sejumlah dokumen penting. Corps Polisi Militer (CPM) menangkap Soesdarjanto di sebuah restoran bernama “Jawa Tengah” di Jalan Pemuda Jakarta Timur.
Kepada majelis hakim Mahkamah Militer Tinggi II Barat (Jakarta-Banten), Soesdarjanto mengaku bahwa ia melakukan aksi spionase. Dikutip dari Spionita, Soesdarjanto mengaku terpaksa melakukan itu lantaran kebutuhan ekonomi.
Selain itu ia merasa iri lantaran keadaan ekonomi kawan-kawannya lebih baik daripada keadaannya. Ia akhirnya divonis sepuluh tahun penjara dan haknya sebagai TNI dicabut.
Masih banyak kisah menarik di balik sosok J.B. Soesdarjanto. Untuk mendapatkan informasi menarik lain, kunjungi situs Warta Harian Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.