Djawanews.com – Di era kolonialisme, ada satu wilayah yang tak pernah ditembus Belanda dan kisahnya melegenda sampai sekarang, yakni Pulau Buton, Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. Wilayah tersebut dulunya adalah ibu kota Kesultanan Buton yang juga dijuluki dengan Negeri Seribu Benteng.
Kesultanan Buton memang berada di pulau yang sangat strategis, memiliki jalur pelayaran yang menghubungkan pulau penghasil rempah di kawasan Timur Indonesia. Karena kondisi tersebut, wilayah Kesultanan Buton kerap jadi tempat singgah bagi para pedagang.
Kesultanan Buton juga sempat memiliki hubungan dengan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), Kongsi Dagang Hindia Timur. Bahkan hubungan antara VOC dan Buton cukup harmonis karena keduanya sama-sama memiliki kepentingan perdagangan.
Meski demikian, VOC lambat laun dianggap mencoba menjajah Buton, mereka juga mulai merasa congkak dan memperlakukan masyarakat Buton dengan semena-mena dalam berdagang. Atas laporan itu, Buton mulai melakukan perlawanan.
Raja Kesultanan Buton saat itu, Himayatuddin, melakukan perlawanan dengan cara membiarkan kapal VOC dirampas oleh perompak kapal. Peristiwa tersebut terjadi pada 17 September 1750.
VOC merasa dikhianati karena Kesultanan Buton seharusnya melindungi kapal mereka. Karena hal tersebut, mereka meminta ganti rugi kepada Buton lantaran dianggap menciderai perjanjian keamanan.
Himayatuddin tentu saja menolaknya, terlebih setelah ia tahu bahwa kepala perompak tersebut adalah orang Eropa dan menganggapnya sebagai urusan VOC sendiri. Aksi perampasan oleh perompak Eropa mulai gencar dilakukan terhadap kapal VOC. Di sisi lain Himayatuddin mulai mempersiapkan benteng dan pasukannya di hutan dan gunung.
Ancaman perang oleh VOC kepada Buton akhirnya terjadi. Buton memiliki sistem pertahanan dan benteng yang dulu diberikan VOC, namun benteng itu yang digunakan untuk menghadang serangan mereka.
Kuatnya kesultanan Buton berhasil menggagalkan penyerangan VOC selama beberapa kali, tercatat pada tahun 1752, 1755, dan 1776. Kuatnya pertahanan Buton membuat VOC menyerah menyerang Buton dan tak mau mencari masalah dengan mereka.
Atas peristiwa tersebut, pada bulan September 2006 silam Kesultanan Buton mendapat dua penghargaan. Penghargaan pertama dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan penghargaan kedua datang dari Guinness Book Wolrd Record. Benteng Buton dinobatkan sebagai benteng terluas di dunia.
Masih banyak kisah menarik di balik Kesultanan Buton. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.