Djawanews.com – Masih ingatkah lelucon Presiden Keempat RI, Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur, tentang polisi jujur? Lelucon ini diungkapkan dalam sebuah diskusi di Bentara Budaya Jarkarta pada 1 September 2006 silam, dan menyinggung nama Kapolri Hoegeng.
Saat itu Gus Dur mengungkapkan bahwa di Indonesia hanya ada tiga polisi yang baik, pertama patung polisi, kedua adalah polisi tidur, dan ketika adalah almarhum Jenderal Hoegeng Iman Santoso yang merupakan Kapolri ke-5 Indonesia.
Alasan Gus Dur memasukkan Hoegeng sebagai polisi jujur memang tak perlu dipertanyakan lagi. Sepak terjangnya saat mengemban tugas telah terdengar oleh masyarakat. Ia dikenal sebagai Kapolri yang jujur, tegas, dan membela rakyat kecil.
Sikapnya yang bait ternyata mengantarkan Hoegeng pada pemecatannya. Ia diberhentikan oleh Presiden Soeharto dengan alasan penyegaran. Ada kisah menarik di balik pemberhentian Kapolri jujur itu yang banyak dianggap sarat atas muatan politik Orde Baru.
Sebelum dilantik sebagai Kapolri, Hoegeng memang kerap berselisih pendapat dengan Soeharto. Pada tahun 1968, Hoegeng diminta menghadap Soeharto yang meminta agar polisi tak bertugas di medan tempur. Saat itu Brigade Mobil Polri memang kerap diterjunkan di beberapa pertempuran layaknya TNI, mulai dari operasi Trikora di Papua, hingga Dwikora di Kalimantan.
Mendapat permintaan tersebut, Hoegeng mengeluarkan jawaban yang menohok.
"Kalau begitu angkatan lain juga jangan mencampuri tugas angkatan kepolisian," ungkap Hoegeng dengan tegas, yang ditulis dalam buku Hoegeng, Oase Menyejukkan di Tengah Perilaku Koruptif para Pemimpin Bangsa, terbitan Bentang.
Mendapat jawaban itu Soeharto diam membisu. Ia membuat keluarga Cendana terusik. Terlebih ia mengungkap kasus yang melibatkan orang terdekat Soeharto. Perseteruan keduanya berujung pada pencopotan Hoegeng oleh Soeharto sebagai Kapolri pada 2 Oktober 1971 silam. Padahal saat itu masa jabatannya masih dua tahun lagi.
Pemecatan Hoegeng menuai perdebatan karena keputusan itu keluar setelah ia berhasil membongkar kasus penyelundupan mobil yang dilakukan Robby Tjahjadi. Kasus itu bahkan jadi perbincangan di akhir periode 1960an hingga awal 1970an.
Robby berhasil menyelundupkan ratusan mobil mewah ke Indonesia, Mulai Roll Royce, Jaguar, Alfa Romeo, BMW, Mercedes Benz, dan sebagainya. Ia menyuap bea cukai dan kepolisian untuk memuluskan bisnisnya, termasuk melibatkan kroni keluarga Cendana.
Banyak cerita menarik di balik sosok mantan Kapolri Hoegeng. Untuk mendapatkan artikel menarik lain, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.