Djawanews.com - Candi Borobudur memang pantas masuk ke dalam daftar keajaiban dunia. Semua itu karena kemegahan dan segala keunikannya.
Candi Borobudur sendiri juga terbukti sebagai mahakarya Wangsa Syailendra yang sangat jenius. Salah satu keunikan karena kejeniusan Wangsa Syailendra adalah sebuah jam raksasa di Candi Borobudur yang misterius.
Pembangunan Candi Borobudur tercatat dimulai pada sekitar tahun 750 Masehi. Arsiteknya adalah Gunadarma yang mendirikan candi besar itu di sebuah gunung di Kerajaan Syailendra.
Di hadapannya tampak sebuah danau yang dikelilingi tujuh gunung. Sayangnya, dua dari tujuh itu adalah gunung berapi aktif, yaitu Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Hal ini menggambarkan betapa indahnya alam Kerajaan Syailendra dimasa silam meski rawan bencana.
Gunadarma sendiri memikirkan sebuah cara agar kerajaannya itu bisa selamat dari bencana. Dia pun memilih sebuah bukit di atas danau di antara tujuh gunung tadi sebagai sebuah tempat ibadah. Tujuannya agar Tuhan melindungi manusia dari bencana.
Gunadarma pun merancang tempat ibadah berbentuk bunga teratai. Candi Borobudur pun dibangun selama 92 tahun lamanya. Setelah selesai, tempat ibadah itu memang tampak seperti bunga teratai di tengah danau.
Sayangnya, gempa dan letusan gunung berapi membuat danau di sekitar Candi Borobudur hilang. Tumpukan debu vulkanik menyebabkan danau mengering. Candi itu akhirnya tak dikelilingi danau lagi.
Faktanya, Candi Borobudur dibangun sebelum bangsa Kamboja membangun Angkor Wat. Bahkan dibangun sebelum orang-orang Eropa membangun katedral-katedral nan megah. Candi Borobudur sendiri punya susunan yang lebih rumit dibandingkan Piramida Giza di Mesir.
Batu di Candi Borobudur diukir sedemikian rupa dengan sangat teliti. Reliefnya menceritakan kehidupan rakyat di zaman Kerajaan Syailendra.
Candi Borobudur juga menyimpan sebuah misteri, yaitu sebuah jam raksasa. Semua itu dijelaskan lewat 72 buah stupa berbentuk lonceng yang berfungsi sebagai titik tanda jam. Stupa terbesar di lantai teratas adalah titik utamanya.
Nah, bayangan stupa terbesar akan selalu jatuh tepat di stupa di lantai bawahnya.
Candi Borobudur sendiri juga berfungsi sebagai petunjuk arah yang sangat tepat. Candi besar ini bahkan dibangun tanpa bantuan kompas maupun GPS. Maka, kita bisa tahu bahwa Matahari memang terbit di arah timur, namun tidak selalu tepat di titik timur.
Gunadarma sendiri rupanya sudah mengetahui titik timur dengan tepat. Makanya, Candi Borobudur dibangun menghadap titik utara dan selatan dengan sangat tepat.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.