Djawanews.com – Persebaran orang Jawa di dunia ternyata cukup jauh. Selain di Suriname, banyak orang Jawa yang juga bermigrasi ke Belanda. Mereka tidak hanya membawa bekal material saja, namun membawa kebudayaan Jawa. Bahkan, di Belanda ada seorang dukun Jawa yang cukup dikagumi dan disegani, yang bernama Mak Djainem Moeridjan.
Dalam melakukan praktiknya, Mak Djainem Moeridjan juga seperti dukun di Indonesia yang melakukan berbagai ritual yang diwariskan leluhur. Ia juga kerap bepergian ke berbagai kota di Belanda untuk memenuhi panggilan. Meski ia sudah berusia 83 tahun, ia tetap berusaha memenuhi panggilan dari siapapun.
Dilansir dari agustinuswibowo, Djainem Moeridjan adalah anak keempat dari pasangan Satirin dan Bok Toekijem Pawiredjo. Keduanya dulu bekerja sebagai pekerja perkebunan di Suriname dan memutuskan untuk tinggal di negara tersebut.
Saat di Suriname, orang tua Djainem Moeridjan pada akhirnya berhasil menjalani hidup dengan baik meski mereka menemui beberapa kesulitan. Namun pada suatu ketika, mereka bertemu dengan Mardi, dukun yang berilmu tinggi. Djainem ingat bahwa Pak Mardi berasal dari Belanda, meski dalam Arsip Nasional Belanda dikatakan bahwa Pak Mardi berasal dari Ponorogo.
Djainem sendiri pernah sakit-sakitan saat berusia 13 tahun dan pengobatan medis tak berhasil menyembuhkan sakitnya. Jalan kesembuhannya justru didapat dari Pak Mardi. Sejak saat itu Djainem menjadi asisten Pak Mardi. Dari sini ia mulai tertarik dengan cerita yang disampaikan oleh gurunya.
Djainem sempat berhenti membantu Djainem untuk menikah pada usia 16 tahun. Namun pernikahannya tak berjalan cukup baik dan akhirnya ia kembali ke rumah orang tuanya. Pak Mardi kemudian kembali mengajak Djainem untuk menjadi muridnya. Sejak saat itu Djainem mendalami ilmu perdukunan. Ia belajar banyak hal yang semua berakar dari budaya, nilai, dan filosofi Jawa.
Berbagai ritual, termasuk menjalani puasa berdasarkan tradisi Jawa ia lakoni hingga ilmu Pak Mardi berhasil ia miliki. Djainem juga memiliki kemampuan 3M, yakni Metu (kelahiran), Manten (pernikahan), dan Mati (kematian).
Ada satu hal yang dipesankan oleh Pak Mardi setelah ia meninggal, Djainem harus mengingat tanggal kematian dan kuburan Pak Mardi. Jika Djainem ingin menggunakan ilmu dari gurunya itu, Djainem harus berjaga selama 24 jam dan harus puasa.
Ada banyak kisah menarik tentang Djainem Moeridjan, sang dukun Jawa yang disegani dan dihormati. Untuk mendapatkan artikel menarik lain, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.