Djawanews.com - Manusia tentu bisa menanggulangi dampak pertambahan penduduk. Kelaparan, perang, hingga wabah penyakit pasti bisa ditangani dengan baik. Tapi, manusia tak bisa melawan lagi jika kiamat terjadi.
Kiamat pasti terjadi. Tapi soal waktu, kita tak pernah tahu. Namun menurut para ahli, kiamat pasti terjadi meski masih lama. Kira-kira 6,5 miliar tahun lagi, jauh setelah manusia yang hidup sekarang sudah tiada.
Sebuah laporan tentang masa depan matahari menunjukkan, meskipun Bumi tak akan hancur sama sekali setelah matahari meledak, sisa kehidupan yang tinggal hanya berupa sebuah batu karang besar yang kering dan beku. Tak ada lagi kehidupan apa pun.
Hal ini diungkap para ahli dengan memperhitungkan komposisi matahari saat ini serta tingkat evolusinya. Matahari diperkirakan akan mati, atau habis terbakar dalam serentetan ledakan gas helium yang akan menghancurkan kira-kira 40% bobotnya.
Perhitungan itu menyebutkan Bumi masih punya waktu kira-kira 6,5 miliar tahun lagi sebelum kehidupan di planet ini tak bisa dipertahankan lagi.
Pada masa itu, matahari akan mulai membengkak. Akhirnya, matahari jadi benda angkasa yang besarnya 200 kali dari sekarang, dan memancarkan panas yang sangat tinggi.
Suhu yang tinggi itu akan menguapkan semua air di laut, sungai, dan danau. Segala bentuk kehidupan di Bumi pun akan terbunuh. Termasuk sistem tata surya kita yang sekarang, dengan satu matahari dan sembilan planet yang beredar di sekelilingnya, termasuk bumi, tercipta kira-kira 4,5 miliar tahun yang lalu.
Hasil penelitian terhadap matahari atau bintang yang terdapat dalam sistem tata surya lain menunjukkan, umur matahari yang kita lihat setiap hari itu sudah hampir mencapai separuh masa hidupnya. Diperkirakan berusia 12 miliar tahun.
Para pakar menggolongkan matahari ke dalam bintang kelas G. Hal ini diukur berdasarkan tingkat cahaya, serta warna radiasinya yang tampak dari Bumi. Suhu di permukaannya sekarang diperkirakan sekitar 5.700 derajat Celsius.
Saat ini, matahari masih berada dalam fase utama yang stabil. Matahari masih terus membakar persediaan gas hidrogen yang terkandung di dalamnya.
6,5 Miliar Tahun Lagi
Sebagai bintang kelas G, matahari diperkirakan akan terus berada dalam fase itu selama 6,5 miliar tahun lagi.
Sebuah laporan yang dimuat dalam majalah Astrophysical Journal mengatakan, setelah matahari mencapai umur 11 miliar tahun, benda angkasa itu akan memasuki fase perkembangan berikutnya dan menjadi "bintang raksasa yang berwarna merah".
Matahari terbentuk karena gas helium yang terdapat di bagian intinya meledak. Matahari pun menggelembung 200 kali lebih besar dari ukurannya yang sekarang, dan cahayanya-pun 2.000 kali lebih terang.
Di masa 150 juta tahun berikutnya, suhu matahari akan turun lagi karena helium yang terdapat di bagian intinya sudah habis. Tapi gas helium yang terdapat di lapisan-lapisan lebih luar akan meledak secara beruntun, serta melemparkan bagian-bagian yang hancur itu ke angkasa, sehingga bobot atau massa matahari akan terus berkurang.
Satu juta tahun kemudian, matahari terus menyusut ukurannya sampai cahayanya redup dan akhirnya hilang sama sekali. Matahari menjadi bintang hitam. Sistem tata surya kita akan mati karena planet-planet yang mengelilinginya hangus terbakar.